Aktivitas mandi menjadi bagian tak terpisahkan dari perawatan burung
berkicau. Mandi memiliki beberapa manfaat bagi burung. Persoalannya,
apakah burung harus dimandikan setiap hari? Apakah sehari cukup sekali
atau dua kali. Bagaimana metode memandikan burung yang baik dan benar?
Artikel kali ini diberi judul
all about aktivitas mandi pada burung berkicau, karena membahas segala hal yang berkaitan dengan aktivitas tersebut.
Mandi memiliki banyak manfaat bagi burung berkicau.
Meski Anda sering melihat burung selalu membersihkan
bulu-
bulu
dengan paruhnya, jangan berfikiran mereka tidak perlu dimandikan.
Faktanya, mandi bagi burung baik di alam liar maupun dalam sangkar /
kandang memiliki sejumlah manfaat. Selain menghilangkan kutu / tungau
yang menyelinap pada
bulu-bulu dan permukaan kulitnya, juga mencegah bulu burung cepat rusak dan kering.
Sebagian besar burung lokal, atau memiliki habitat asli di Indonesia,
terbiasa hidup dalam lingkungan dengan kelembaban udara cukup tinggi.
Hal ini biasa terjadi pada negara-negara dengan iklim tropis di
Indonesia, yang memiliki musim hujan dan kemarau.
Burung-burung yang hidup di negara tropis memiliki aktivitas
preening
(bersolek, merapikan bulu-bulunya) lebih sering daripada burung-burung
yang hidup di belahan utara dan selatan Bumi. Mereka punya instink untuk
membersihkan bulu dari jamur dan parasit, khususnya kutu dan tungau,
yang mudah sekali menyelinap pada bulu dan permukaan kulitnya.
Beberapa manfaat jika kita rutin memandikan burung
1. Menjaga kesehatan burung
Salah satu upaya untuk menjaga kesehatan burung adalah memandikannya
secara teratur. Aktivitas mandi dapat membuat kutu, tungau dan parasit
lainnya untuk membersihkan bulu-bulu dari hama dan parasit. Burung yang
jarang dimandikan sangat rentan memiliki bulu-bulu yang cepat kering
dan rusak. Dalam beberapa kasus, burung cenderung mengalai
alopecia atau kerusakkan bulu yang berakibat kebotakan.
2. Menjaga kebersihan bulu
Bulu burung yang selalu terjaga karena kontinyu dimandikan akan
selalu digunakan burung secara maksimal, terutama bulu sayap dan bulu
ekor yang sering digunakannya untuk beraktivitas.
Bulu yang selalu dipenuhi kotoran, debu, apalagi dihinggapi kutu dan
tungau, akan mempengaruhi sifat insulasi burung atau membuat bulu
menjadi tidak anti-air (
anti-waterproofing).
Jika menimpa burung liar, burung akan mati secara perlahan-lahan.
Jika menimpa burung piaraan, ekses utamanya adalah burung mudah stres,
tidak tenang, sering mencabuti bulunya, dan sering turun ke dasar
sangkar.
Aktivitas mandi bisa menjaga kelenturan,
kebersihan, dan kemilau bulu-bulu burung.
Di alam liar, beberapa jenis burung seperti tengkek mudah tenggelam
saat berburu makanan jika bulu-bulunya sudah tidak memiliki sifat
insulasi atau anti-air.
Beberapa jenis burung lainnya kesulitan terbang, sebab setiap
mengepakkan sayapnya, bulu-bulu langsung rusak dan tidak bisa digunakan
secara sempurna sehingga. Akibatnya, ia sulit menghindar dari kejaran
burung predator / pemangsa.
3. Merangsang burung untuk merapikan bulunya
Setelah mandi, burung akan melakukan
preening, atau
merapikan bulu-bulunya menggunakan paruh. Burung memperbaiki posisi bulu
yang miring, acak-acakan, atau keriting, sehingga bulu-bulu kembali
pada tempatnya.
Hal itu bisa diamati pada sebagian besar burung berkicau yang kita
pelihara. Yang sangat kentara pada burung yang punya ekor panjang,
seperti burung
murai batu. Jika
burung jarang mandi, maka ekornya cenderung tidak rapi atay berantakan.
Namun setelah mandi, dalam sekejap ekornya akan terlihat lebih rapi.
Bulu yang rapi merupakan modal utama burung dalam mencari
pasangannya, sekaligus modal utama untuk mengeluarkan kicauannya,
apalagi ketika bertemu lawan-lawannya di arena lomba.
Burung dengan bulu-bulu yang rapi dan berkilauan akan memiliki
kepercayaan diri / mental yang baik ketika berhadapan dengan burung
betina dan / atau burung sejenis. Dengan demikian, burung bisa
menampilkan semua performa suara serta gayanya, terlebih pada
burung-burung yang bersifat teritorial seperti murai batu,
kacer,
ciblek, tledekan, dan sejenisnya.
Frekuensi mandi dan beberapa perkecualian
Seperti disebutkan sebelumnya, burung berkicau yang dipelihara di
Indonesia rata-rata memiliki habitat lingkungan dengan kelembaban cukup
tinggi. Di alam liar, burung-burung dari keluarga punglor /
anis dan kucica / sikatan menyukai habitat teduh dan lembab, yang berada
tidak jauh dari air mengalir. Sebab mandi merupakan aktivitas penting
bagi mereka.
Beragam perlengkapan untuk memandikan
burung peliharaan.
Sangat direkomendasikan untuk memandikan burung setiap hari selama
2-3 kali. Jika tidak mungkin melakukannya secara teratur, karena
kesibukan kerja, maka mandi bisa dilakukan 2-3 kali seminggu, dengan
waktu yang diusahakan tetap.
Namun ada beberapa hal yang membuat kita tidak perlu memandikan burung, terutama jika melihat burung dalam kondisi :
- Masih piyikan atau anakan.
- Burung sedang tidak sehat atau sakit.
- Burung bakalan yang baru didapatkan dari pasar burung (dimandikan setelah burung beradaptasi dengan lingkungan baru).
Cara memandikan burung
Ada beberapa cara memandikan burung berkicau yang selama ini dilakukan para kicaumania, yaitu:
- Menggunakan sprayer yang disemprotkan.
- Mengisi air ke dalam bak mandi yang ada dalam kandang karamba.
- Meletakkan bak mandi kecil / cepuk air ke dalam sangkar hariannya.
- Memandikan sambil memegangi burung. terutama untuk proses penjinakan.
Masalah yang muncul ketika burung dimandikan
Burung yang tidak terbiasa dimandikan tentu akan ketakutan ketika
pertama kali melihat genangan air, terutama mandi di dalam bak / karamba
mandi. Biasanya burung akan bersifat waspada. Meski akhirnya mandi, hal
itu dilakukannya dengan sangat cepat.
Jika Anda menjumpai burung seperti itu, latihlah dengan
membiasakannya mandi dalam bak mandi, sehingga burung akan menganggap
waktu mandi adalah waktu bermain-main dengan air.
Rangsang burung untuk segera menceburkan tubuhnya ke dalam bak mandi
dengan menyemprot bagian dada, punggung, sayap, dan ekor burung,
menggunakan sprayer yang disetel halus.
Jika kesulitan memancing burung untuk masuk karamba mandi atau mendekat bak mandi, gunakan
pakan (serangga atau buah). Tips lain ketika burung ogah masuk karamba mandi bisa dibuka lagi di sini:
Suhu air dalam bak mandi bisa disesuaikan, tergantung kondisi cuaca
atau suhu udara. Saat musim kemarau dengan cuaca sangat terik, Anda bisa
memandikan burung menggunakan air dingin. Saat musim hujan dengan
cuaca dingin, burung bisa dimandikan dengan dengan air biasa dicampur
air panas sedikit. Tapi ingat, jangan memandikan burung dengan air
terlalu panas, karena akan merusak lapisan minyak pada bulu burung.
Menjemur burung usai mandi
Setelah mandi, sebaiknya burung jangan langsung dijemur di bawah
terik matahari dalam kondisi basah kuyup, karena bisa merusak bulu dan
membaut bulunya cepat keriting. Sebaiknya diangin-anginkan sebentar
untuk mengeringkan bulu yang masih basah selama 3 – 5 menit. Setelah
itu, burung dijemur dengan waktu yang disesuaikan dengan kebutuhan.
Ada beberapa jenis burung yang memiliki ketahanan terhadap panas,
sehingga bisa dijemur sekitar 2 – 3 jam sehari. Tetapi ada juga burung
yang tidak tahan terhadap cuaca panas, sehingga penjemuran sebaiknya
kurang dari 1,5 jam sehari.
Penjemuran yang baik dilakukan pada pagi, mulai pukul 06.00. Jangan
menjemur burung melebihi pukul 10.00, karena tak ada lagi ultraviolet
yang mengandung provitamin D. Provitamin D ini sangat baik untuk
pertumbuhan tulang.
Meski asupan kalsium dalam pakan maupun suplemen tercukupi, belum tentu
mineral
esensial ini bisa diserap organ pencernaan burung jika burung
kekurangan vitamin D. Provitamin D dari sinar matahari pagi inilah yang
akan diolah menjadi vitamin D.
Penjemuran pada siang hari, apalagi dalam kondisi cuaca terik, bisa
menyebabkan burung mengalami dehidrasi, bulu-bulu yang mudah kering dan
patah, serta yang lebih parah lagi berpotensi mengalami
heat stress atau
heat stroke.
Itulah beberapa hal yang berkaitan dengan aktivitas mandi pada burung
berkicau. Meski nampak sepele, tapi jika diabaikan bisa berakibat
fatal.
Sumber : http://omkicau.com