Jumat, 30 Mei 2014

11 Serangga yang harus dihindari burung Anda

Serangga memang merupakan pakan lezat dan bergizi bagi sebagian besar burung kicauan. Tetapi tidak semua jenis serangga aman diberikan pada burung piaraan Anda di rumah. Beberapa jenis serangga dikenal memiliki racun dan bisa mengganggu kesehatan burung Anda, bahkan mematikan, apabila burung mengkonsumsinya. Inilah yang membuat umur burung di alam liar lebih pendek daripada burung piaraan, karena burung tak bisa membedakan mana serangga yang berbahaya dan tidak, sehingga main santap saja.
Burung gereja makan tawon
Burung gereja asyik menyantap tawon.

Tetapi, kebiasaan main santap itu umumnya terjadi pada perjumpaan pertama. Artinya, burung baru pertama kali melihat serangga tertentu di alam liar. Banyak burung yang baru pertama kali melihat serangga beracun, lalu memangsanya. Setelah mengalami gangguan kesehatan, biasanya mereka belajar untuk menghindarinya. Namun tidak sedikit pula burung yang mati, jadi nggak sempat belajar lagi dari kesalahannya (he.. he..).
Jadi, meski tidak memiliki akal fikiran, burung dengan nalurinya bisa belajar dari kesalahannya, termasuk soal serangga yang beracun dan tidak beracun. Jika dicermati lebih jauh, burung pun terkadang bisa membedakan mana serangga beracun atau tidak melalui warna dari serangga tersebut.
Beberapa jenis burung bahkan diketahui memiliki kekebalan / anti-racun serangga, atau hewan beracun lain, yang dikonsumsinya. Malah dengan racunnya, mereka bisa mempertahankan diri, seperti burung sejenis pitohui dari Papua.
Berbeda dari burung yang berada di alam liar, burung piaraan umumnya tidak memiliki kesempatan untuk mempelajari hal tersebut. Nalurinya untuk bertahan hidup relatif berkurang, karena burung sudah terbiasa menerima pasokan pakan (termasuk serangga) dari pemilik atau perawatnya.
Itu sebabnya, burung yang lama dipelihara jika ingin dilepasliarkan harus diterapi dulu agar kembali liar. Hal ini untuk mengembalikan naluri bertahan hidupnya dan bisa survive di alam liar. Burung piaraan juga mudah KO begitu memakan serangga beracun yang kebetulan menghampiri sangkarnya, karena sebelumnya tidak memiliki pengalaman seperti itu.
Jumlah serangga beracun dan berbahaya bagi burung sebenarnya sangat banyak. Om Kicau hanya mengupas 11 jenis serangga saja yang paling sering lalu-lalang di sekitar rumah kita, juga di kandang penangkaran.
1. Kumbang koksi / kepik (lady bug)
Kumbang koksi atau lebih akrab disebut kepik merupakan salah satu anggota keluarga Coccinellidae. Insekta ini berukuran kecil, berbentuk bulat, dengan warna cerah di tubuhnya.
Di alam, sebagian besar hewan predator mengasosiasikan warna-warna mencolok terutama orange, kuning, dan hitam sebagai hewan beracun atau sifat tidak menyenangkan lainnya. Tetapi pada kenyataanya, sebagian besar kumbang jenis Coccinellids ini sangat beracun bagi hewan lain seperti kadal dan burung-burung kecil.
Kumbang kepik atau kumbang koksi
Kumbang kepik atau kumbang koksi.
—-
Racun kepik terdapat pada aliran darahnya, yang menjadi alat pertahanan dirinya dari serangan hewan lain. Jika terdesak, racun ini akan disemprotkan keluar melalui pori-pori di ekso skeleton, terutama pada bagian sendi di kakinya.
Kekuatan racun kepik tergantung usia, spesies, dan pakannya. Dalam mempertahankan dirinya, kumbang ini memiliki perilaku cukup unik. Dia akan pura-pura mati dengan membalikkan tubuh dan menarik kaki-kakinya ke dalam.
Jika hewan predator tetap mendekatinya, kepik akan mengeluarkan cairan kuning dari persendian kakinya. Cairan ini memiliki bau dan rasa yang tidak sedap, sehingga beberapa jenis burung di alam liar akan menolak untuk memakannya.
Namun hal berbeda bisa saja terjadi pada burung di dalam sangkar, yang baru pertama kali melihat kepik, lalu mencoba memakannya, meski racun sudah dikeluarkan kumbang tersebut. Akibatnya, dalam waktu sekejap, burung akan mengalami gangguan kesehatan, dan jika tidak ditangani bisa berakhir dengan kematian.
2. Kunang-kunang (firefly)
Kunang-kunang termasuk keluarga Lampyridae. Serangga ini bisa mengeluarkan cahaya pada tempat gelap (malam hari). Cahaya ini dihasilkan oleh “sinar dingin” yang tidak mengandung ultraviolet maupun inframerah dan memiliki panjang gelombang 510 –  670 nanometer, dengan warna merah pucat, kuning, atau hijau dengan efisiensi sinar sampai 95%.
Kunang - kunang sangat beracun bagi burung
Kunang-kunang sangat beracun bagi burung.

Kegunaan cahaya ini sebenarnya untuk saling mengenali atau sebagai tanda kawin dengan menggunakan panjang gelombang sinar yang berbeda, tergantung spesiesnya. Selain itu cahaya kunang-kunang juga tanda bahwa mereka bukanlah pakan lezat bagi predatornya.
Kunang-kunang, terutama dari genus Photinus, bisa menimbulkan potensi ancaman bagi hewan peliharaan khususnya burung kicauan. Racun yang disebut lucibufagins ini secara kimia sangat berhubungan dengan cardiotoxins, yang biasa ditemukan dalam kodok dan tanaman.
Tanda-tanda burung / hewan yang keracunan akibat memakan kunang-kunang bisa terlihat dalam waktu 30 menit setelah mengkonsumsi serangga cantik ini. Biasanya kepala burung terlihat gemetaran, paruh selalu terbuka (menganga), burung mencoba memuntahkan isi perutnya tetapi tidak berhasil, kesulitan bernafas, dan kulit berubah gelap.
Dan, dalam waktu 1 jam, burung bisa mengalami kematian. Sebab efek racun ini sangat berpengaruh terhadap jantung. Bahkan semua spesies kadal yang memakan seekor kunang-kunang bisa langsung mati.
3. Kumbang mawar (Macrodactylus subspinosus)
Kumbang mawar atau rose beetle
Kumbang mawar atau rose beetle.

Kumbang mawar / rose beetle (Macrodactylus subspinosus) termasuk keluarga Scarabaeidae. Kumbang ini merupakan hama dari berbagai tanaman, termasuk tananaman bunga. Diberi nama kumbang mawar karena sering memakan daun mawar, meski serangga ini juga memakan jenis tanaman lainnya.
Racun yang terdapat pada kumbang ini adalah sejenis neuro-toxin yang sangat berpengaruh pada kesehatan jantung. Burung atau unggas yang memakannya akan mengalami kematian dalam waktu 9 – 24 jam. Efeknya makin berbahaya pada anakan burung atau burung. Adapun burung dewasa dianggap lebih kebal terhadap racun tersebut.
Namun, Anda tak perlu mencemaskan kumbang mawar. Mengapa? Kumbang ini hanya dijumpai di Amerika Utara, Meski jarang ditemukan di Indonesia, tidak ada salahnya kita mengenali kumbang mawar. Siapa tahu kelak mampi ke negeri ini (he.. he.. he..).
4. Tawon hornet (Vespa mandarinia)
Tawon hornet atau Asian hornet
Tawon hornet atau asian hornet

Lebah ini berukuran besar, panjangnya sekitar 7,5 cm, dan mampu merusak seluruh sarang lebah madu meski pasukan hanya berjumlah 20 ekor. Sengatannya bisa mematikan.
Bukan hanya sengatannya saja yang bisa memicu reaksi alergi, tetapi juga mengandung banyak racun. Berikut ini karakteristik dari racun yang terdapat dalam tawon hornet :
  • Racun memiliki konsentrasi (kekentalan) lebih tinggi daripada bahan kimia penyebab nyeri yang disebut asetilkolin.
  • Enzim dalam racunnya bisa melarutkan jaringan manusia, dan menghancurkan organ dalam dari burung kecil.
  • Mengandung delapan bahan kimia berbeda yang bisa menghasilkan racun dengan konsentrasi sangat tinggi.
  • Seperti halnya lebah lainnya, tawon hornet bisa menyengat berulang kali.
Kasus terakhir dari serangan tawon ini terjadi pada 3 Oktober 2013, yang membunuh 28 orang dan ratusan orang luka berat di Provinsi Shaanxi, China. Beberapa warga mengaku disengat hingga sebanyak 200 kali.
Lebah ini ditemukan di wilayah timur hingga tenggara Asia. Meski keberadaannya di Indonesia agak jarang, kita tetap mesti berhati-hati terhadap setiap kemungkinan yang bakal terjadi. Semoga gambar di atas dapat membuat kita lebih mengenal tawon berbahaya tersebut.
5. Tawon jaket kuning (wasp)
Tawon
Tawon jaket kuning.

Seperti halnya tawon hornet, tawon jenis jaket kuning ini juga memiliki perilaku menyengat jika terancam. Sengatannya bisa menimbulkan alergi, dengan  gejala anaphylactic schock yang berakhir dengan kematian akibat sengatan tawon tunggal.
Jika sampai termakan, burung akan mengalami alergi yang kuat dan mengalami kemurungan disertai bulu-bulu yang mengembang. Dalam waktu 1 -2 hari, burung pun akan mengalami kematian.
6. Belalang yang tidak berwarna hijau
Belalang yang beracun jika dikonsumsi oleh burung
Belalang warna hitam biasanya beracun.
—-
Belalang memang bagus untuk burung kicauan, karena kandungan proteinnya lebih tinggi daripada jangkrik. Namun, belalang yang bagus untuk burung kicauan adalah yang berwarna hijau. Jangan memberikan belalang warna lain, misalnya warna hitam, merah, atau berbintik.
Belalang dengan warna hitam, merah, atau berbintik menunjukan bahwa mereka mengandung racun yang bisa menyebabkan gangguan kesehatan bagi burung yang mengkonsumsinya. Mereka memiliki racun yang berasal dari sekresi fenolik dari kelenjar di dadanya.
Racun belalang ini terdiri atas senyawa fenolik dan kuinon. Efeknya memang berbeda-beda, tergantung dari jenis belalangnya, juga ketahanan spesies burung tertentu.
Cendet, misalnya, sering memangsa jenis belalang apapun dan sama sekali tak terganggu kesehatannya. Boleh jadi, karena cendet memiliki perilaku unik sebelum menyantap mangsanya. Ia akan menancapkan buruannya pada duri, sebelum memakannya. Mungkin hal ini untuk membuang racun dari serangga tersebut.
7. Kupu-kupu beracun (Hebomia glaucippe)
Kupu kupu beracun
Kupu kupu beracun.
—-
Ada spesies kupu-kupu yang nama ilmiahnya Hebomia glaucippe. Kupu-kupu Asia ini memiliki warna sayap oranye dan merah mencolok, namun mengandung racun. Racun yang terdapat pada kupu-kupu ini disebut glacontryphan-M. Racun ini juga terdapat pada siput laut jenis Conus marmoreus.
Pada siput laut, racun ini digunakan untuk melumpuhkan musuh dengan cara ditembakkan. Namun, pada kupu-kupu, racun itu tidak ditujukan untuk menyerang, melainkan untuk bertahan dari serangan predator seperti semut, belalang, dan burung yang sering memangsa kupu-kupu tersebut.
8. Ngengat (moth)
Burung yang memangsa  ngegat kaisat ( emperror moth )
Burung yang memangsa ngegat kaisar / emperror moth.

Ngengat terdiri atas beberapa spesies. Beberapa spesies ngengat sangat berbahaya jika dikonsumsi hewan atau burung peliharaan, antara lain  :
  • Ngengat daniid (daniid moth) . Jenis ini sangat beracun. Jika burung sampai memakannya, maka ia akan mati secara perlahan-lahan, setelah mengalami penderitaan terlebih dulu.
  • Ngengat zebra sayap panjang (zebra longwing moth). Ngengat ini juga sangat berbahaya, karena punya racun sianida dalam tubuhnya. Sianida sangat mematikan bagi manusia, mamalia, apalagiburung.
  • Ngengat burnet (burnet moth). Jenis ini juga memiliki racun sianida dalam tubuhnya.
  • Ngengat kaisar (emperor moth). Ngengat ini memiliki bahan kimia anti-koagulan yang sangat kuat. Jika dikonsumsi burung bisa menyebabkan pendarahan berlebihan terutama ketika kulit terluka. Darah pun tidak bisa mengental / menggumpal, sehingga burung akan mati akibat kehabisan darah.
  • Ngengat tawon (scarlet moth). Spesies ini mengandung racun alkaloid.
  • Ngegat macan (tiger moth). Jenis ini mengandung sejumlah kecil racun yang bisa mengganggu saluran pencernaan burung selama berminggu-minggu.
9. Kecoak (cockroach)
Kecoak
Kecoak.
Kecoak memang merupakan salah satu pakan alternatif yang bagus bagi burung kicauan seperti murai batu. Namun, harus diketahui juga, kecoak yang baik bagi burung kicauan adalah kecoak batu atau kecoak dubia.
Yang harus dihindari, karena berbahaya, adalah kecoak rumahan maupun kecoak selokan yang justru sering mampir tanpa diundang ke rumah kita. Bukan karena mereka beracun, melainkan sering menjadi inang atau media perantara bagi bakteri atau parasit yang merugikan kesehatan burung, juga kesehatan manusia.
10. Walang sangit
Anda tentu sudah mengenal walang sangit. Jika muncul di depan kita, dia akan mengeluarkan bau yang sangat busuk. Selain bau , walang sangit juga akan mengeluarkan cairan yang bisa menyebabkan alergi.
Walang sangit
Walang sangit.

Efek yang terjadi jika burung mengkonsumsi walang sangit adalah munculnya gangguan kesehatan yang bisa menyakitkan burung. Burung juga bisa kehilangan suaranya selama beberapa hari, dan tidak sedikit pula yang berakhir dengan kematian.
11. Lembing, wereng, dan tomcat
Wereng terdiri atas beberapa jenis yang merugikan pertanian terutama tanaman padi. Salah satu jenis wereng beracun adalah tomcat (Paederus littoralis), yang pernah menghebohkan para petani beberapa waktu lalu.
Wereng ini akan mengeluarkan cairan yang bisa menyebabkan kulit seperti terbakar, dan menimbulkan reaksi alergi berat seperti gatal-gatal. Efeknya, jika termakan burung, tentu lebih berbahaya daripada jika racun itu mengenai kulit manusia.
Lembing, wereng dan tomcat
Lembing, wereng, dan tomcat.

Itulah beberapa jenis serangga yang harus dihindari burung piaraan Anda. Sebagian dari mereka mungkin saja hadir menyambangi sangkar burung peliharaan Anda.
Karena itu, apabila melihat salah satu di antara serangga-serangga tersebut, segera kerodong sangkar burung Anda, dan usir serangga tersebut sebelum termakan burung.

Sumber :  http://omkicau.com

Kamis, 29 Mei 2014

Menggugat keaslian cucak hijau Banyuwangi dan Jember saat ini

Cerita ini berasal dari Om Eldin yang siang tadi mengirim email ke redaksi Om Kicau. Cerita miris soal cucak hijau, yang selama ini diberi label cucak ijo banyuwangi dan cucak ijo jember baik dalam situs jual-beli maupun di pasar burung. Om Eldin melakukan penggalian informasi tentang dua jenis cucak hijau tersebut, termasuk soal habitat aslinya. Silakan simak sendiri. Om Kicau membiarkan tulisan ini dalam gaya bahasa Om Eldin, meski tetap melakukan beberapa editing seperlunya.

cucak ijo banyuwangi
Jangan langsung tergiur jika ada yang menjual 
cucak ijo dari Banyuwangi atau Jember.
(Foto: Cucakijobwi Blogspot)
-
Belakangan ini makin banyak iklan mengenai cucak hijau yang dijual di berbagai situs jual-beli. Boleh percaya boleh tidak,  hampir 90 % penjualnya selalu bilang kalau ini cucak ijo banyuwangi atau cucak ijo jember. Ada lagi yang bilang cucak ijo trotol jawa timur.
Benarkah semua klaim atau pengakuan bahwa burung yang dijualnya adalah cucak ijo banyuwangi, cucak ijo jember, atau cucak ijo jawa timur?
Rumah saya ada di perbatasan Lumajang dan Jember. Sepengetahuan saya, cucak ijo hasil tangkapan hutan di wilayah Jawa Timur sudah sangat jarang ditemui.
Kalau pun ada, harganya sudah mencapai Rp 900.000 lebih untuk burung yang baru ditangkap. Harga ini saya peroleh dari pantauan sendiri di daerah Lumajang , Jember, dan Banyuwangi.
Saya menemui tukang pikat burung cucak hijau di daerah Tempursari (habitat cucak ijo semeru) dan daerah Curah Nangka (habitat cucak ijo jember). Semuanya mengeluh!
Ya, sudah empat tahun terakhir ini mereka jarang sekali menjumpai cucak hijau di alam liar. Bahkan, dalam satu bulan ini, mereka sama sekali tak pernah melihat cucak hijau yang melintas. Kalau tidak ada yang melintas, apa yang mau dipikat?
Cucak hijau dari wilayah Jawa Timur kini hanya dapat dijumpai di kawasan konservasi seperti Taman Nasional Meru Betiri (Jember), Taman Nasional Bromo, Tengger (Lumajang), serta Taman Nasional Baluran (Banyuwangi).
Tetapi, siapa yang berani nekat menerobos masuk kawasan konservasi tersebut? Sudah ada larangan berburu, dengan risiko 5 tahun pidana penjara kalau sampai tertangkap petugas jagawana.
Cucak ijo jawa timur
Cucak ijo jawa timur makin langka di habitat aslinya.
(Foto: Cucakijobwi Blogspot)
-
Dari berbagai gambaran di atas, tidak ada salahnya apabila kita menggugat keaslian cucak hijau yang diklaim berasal dari Jawa Timur, terutama dari Banyuwangi dan Jember. Apalagi kalau burung yang dijual masih trotolan, atau burung dewasa yang baru 1-2 kali mabung.
Pemikat di Jatim malah mencari cucak ijo di Sumatera
Karena sudah tidak menemukan lagi cucak hijau di alam liar, sejumlah pemikat di Curah Nangka pun kini berinisiatif mencarinya hingga ke hutan-hutan Sumatera. Inilah fenomena yang terjadi saat ini.
Jadi, Anda jangan buru-buru girang ketika memperoleh burung yang diklaim penjual sebagai cucak ijo banyuwangi, cucak ijo jember, maupun cucak ijo jawa timur.
Sangat dimungkinkan burung yang diklaim cucak ijo jawa timur itu sebenarnya dari Sumatra. Dengan kata lain, cucak ijo asal Sumatra diberi label Jawa Timur agar harganya terdongkrak naik.
Kesimpulannya, jika Anda ditawari atau mau beli cucak hijau yang masih gesit atau cucak hijau trotol dengan harga di bawah Rp 900.000, dan si penjual mengakunya sebagai cucak ijo jawa timur, saya berani memastikan 90 % bohong! Boleh jadi, si penjual juga dibohongi oleh penjual sebelumnya, he.. he.. he…
cucak ijo banyuwangi
(Foto: Cucakijobwi Blogspot)
-
Untuk membuktikan keaslian cucak ijo jawa timur, hasil akurat hanya bisa diperoleh apabila burung sudah dewasa. Cucak ijo jawa timur memiliki ciri-ciri sebagai berikut:
  1. Postur tubuh lebih panjang, dengan tubuh agak melengkung.
  2. Tidak semua cucak ijo jawa timur berpostur besar. Ada juga yang posturnya kecil, tapi tetap panjang.
  3. Saat ngentrok, jambulnya terlihat lebih atraktif  atau full njegrik.
  4. Warna hijau pada bulunya terlihat lebih jelas, dan tidak hijau kekuningan.
  5. Ekor sedikit lebih panjang. Jika diamati, ekor cenderung melengkung dan lebih lentur.
  6. Apabila berkicau dalam kondisi tidak diadu, lagunya kurang bervariasi dan kurang tajam.
  7. Jika burung sudah jinak dan berumur (lihat sisik pada kakinya), kemungkinan cucak ijo jawa timur lebih besar, tetapi sangat dimungkinkan merupakan stok lama.
Anda boleh setuju, atau tidak setuju. Yang pasti, seorang ijomania akan tetap setia mendengar kicauan cucak hijau yang bikin hati dan fikiran jadi adem: tak peduli dari daerah mana asalnya.


Sumber : http://omkicau.com

Rabu, 28 Mei 2014

Cara Menjinakkan Burung

Burung jinak adalah salah satu syarat burung bisa menjadi gacor. Burung jinak  dalam hal ini bukan berarti burung menurut saja ketika dipegang, atau mendekat kalau didekati orang. Burung jinak secara umum adalah burung yang bebas dari tekanan di sekitarnya, burung yang tidak takut lagi kepada makhluk hidup di sekitarnya terutama terhadap manusia.
Burung kenari yang lahir dan besar di lingkungan manusia misalnya, adalah burung yang jinak dalam pengertian ini. Banyak burung kenari yang sulit ditangkap tangan, baik ketika di dalam sangkar, apalagi kalau terlepas keluar sangkar. Namun demikian, dia tidak takut dan tertekan berada di lingkungan manusia karena dia sudah terbiasa bahkan sejak lahir. Dalam konteks ini, pada burung kenari tersebut sudah berlangsung domestikisasi
Bagaimana dengan burung tangkapan hutan? Burung hasil tangkapan hutan biasanya liar dan sangat gesit. Jika Anda punya burung masih liar, tentu tidak akan pernah gacor ketika ada orang di sekitarnya. Itulah sebabnya mengapa burung-burung bakalan hanya berbunyi ngeplong kalau tidak ada/ tidak  melihat orang.
Proses penjinakan
Untuk menjinakkan burung sudah banyak tips diberikan oleh kawan-kawan kita. Dalam proses wajar, burung bisa jinak dalam waktu relatif lama. Kalau mau agak cepet, kuncinyanya pada diri kita sendiri: sempat apa nggak. Kalau Anda sempat, lakukan hal-hal berikut ini.
1. Dari sisi tempat
Kalau Anda punya burung terlalu liar, gantung saja agak tinggi di tempat ramai, ya di tempat ramai, atau yang biasa dilalulalangi anggota keluarga. Jangan justru digantung di tempat tersembunyi karena Anda takut burung kelabakan. Biasakan itu selama sekitar sepekan. Setelah itu, posisi agak diturunkan. Lakukan selama sepekan, turunkan lagi, sepekan mendatang turunkan lagi sampai posisi normal. Kalau rumah Anda dekat jalan raya/kampung, biasakan gantung burung di halaman rumah dekat jalan itu (tapi awas maling). Kalau burung Anda memang liar banget dan Anda melakukan saran saya ini, saya jamin burung Anda bakal berdarah-darah di sekitar paruhnya, juga bulunya rusak. Tapi no problem. Itu proses normal yang harus kita lalui. Luka bakal kering, bulu bakal tumbuh lagi.
2. Dari sisi memandikan
Biasakan memandikan burung dengan cara dikaramba dengan waktu agak lama. Kalau dia nggak mau mandi sendiri, semprot pakai semprotan sampai basah kuyup. Nggak masalah dia kelabakan kesana-kemari saat disemprot. Benar-benar basah kuyup sampai menggigil kedinginan dan nggak kelabakan lagi. Biarkan dulu dia di karamba, sampai bulu agak kering. Tapi kalau Anda tergesa-gesa mau pergi, masukkan langsung ke sangkar juga nggak apa-apa, dan gantung di tempatnya. Kalau sempat, lakukan “pemandian” itu pagi dan sore hari.
Fungsi memandikan sampai basah kuyup:
a. Untuk mempercepat burung lapar. Dengan mengombinasikan dengan cara nomer 3 di bawah maka burung akan semakin merasa tergantung pada kita. Pada saat yang sama, kita bisa cepat membuat burung lapar tetapi tidak kekurangan nutrisi (beda kan kalau kita memang sengaja tidak memberi pakan burung secara rutin atau cukup, yang dalam hal ini burung benar2 kekurangan semua nutrisi. Kalau dengan memandikan, maka rasa lapar hanya disebabkan dia terlalu banyak membakar karbohidrat untuk memanaskan tubuh).
b. Pada saat burung basah kuyup, ada pembelajaran pada burung bahwa meskipun dia hanya bisa diam, kenyataannya kita (manusia) yang berlalu lalang di dekatnya, bukan merupakan ancaman.
Proses penjinakan adalah proses pembelajaran domestikisasi.
Kalau kita takut burung lecet-lecet saat itu dan tidak memaksakan proses pembelajaran, maka burung akan terlalu lama giras dan bisa-bisa giras sepanjang masa. Kalau ini yang terjadi, ketika burung selalu gerabakan saat dibawa-bawa, maka yang stress bukan hanya burungnya, tetapi juga kita yang punya burung yang selalu gerabakan.
3. Dari sisi makanan (bisa dilakukan pada hari libur/menyempatkan diri libur)
Kosongkan tempat pakan menjelang malam. Biarkan pada pagi hari dia kelaparan. Dalam kondisi itu, sorongkan jangkrik dengan lidi di tangan kita. Kalau dia nggak mau mematuk jangkrik, tarik lagi. Lima atau sepuluh menit lagi kita lakukan hal sama. Kalau masih nggak mau, tunda lagi. Begitu seterusnya, sampai sekitar pukul 10.00. Kalau sampai jam itu belum mau juga, tinggalkan jangkrik di tempat pakan biar dimakan. Setelah dia makan satu jangkrik, sorongkan pakai lidi satu jangkrik lagi. Kita goda dia beberapa saat mau mendekat atau tidak. Begitu jangkrik disambar, kita coba lagi, sampai burung agak kenyang. Setelah itu tempat pakan kita isi dengan kroto (untuk murai dan kacer) satu sendok teh saja. Siang hari, kita coba-coba lagi memberi jangkrik dengan lidi, dan begitu pula sore hari. Setelah terbiasa dengan lidi, coba langsung diangsurkan dengan tangan. Proses ini kuncinya adalah membuat burung kelaparan dan merasa tergantung pada manusia dan “terpaksa” harus berani kepada manusia. Karena kuncinya membuat burung lapar, senantiasa kosongkan wadah pakan dan hanya beri secukupnya ketika sudah dilatih makan jangkrik yang kita tusuk lidi/langsung dari tangan kita.
Kalau sekadar untuk tetap bernafas sehat, empat-lima jangkrik sudah cukup kita berikan pada pagi hari, dua-tiga jangkrik pada siang hari, dan empat – lima jangkrik pada sore hari, dan semuanya tanpa ada makanan tambahan di wadah pakan.
—Itulah sejumlah cara menjinakkan burung yang bisa kita pilih. Kalau ketiga cara itu bisa kita laksanakan/kombinasikan berbarengan, maka dalam waktu nggak sampai sebulan burung liar sudah jadi relatif jinak.
Menjinakkan burung dengan cara itu memang membawa sejumlah konsekuensi, misalnya burung yang semula sudah mau ngriwik/bunyi, jadi agak macet karena stres. Burung yang semula mulus, jadi luka atau rusak bulu. Tapi semua adalah bagian dari proses. Tinggal kita mau pakai jalan cepat atau jalan biasa. Orang Jawa bilang, jer basuki mawa bea, semua kebaikan perlu biaya dan biaya ini bisa bermacam-macam bentuknya.


Sumber : http://omkicau.com

Mengkondisikan burung yang baru dibeli agar cepat bunyi

Bagi penggemar burung kicauan yang sudah berpengalaman, hal itu tidaklah sulit. Namun bagi pemula, yang biasanya kurang sabaran (he.. he.. he..), semoga panduan ini bisa bermanfaat.

Burung adaptasi
Burung yang baru dibeli butuh proses adaptasi
 terhadap lingkungan baru sebelum mau bersuara.
-
Kicaumania pemula, apalagi jika baru kali pertama membeli jenis burung kicauan yang selama ini belum pernah dimilikinya, biasanya mudah menjatuhkan vonis terhadap gaco anyarnya ketika tak segera bunyi. Padahal, dia membelinya bukan dari pasar atau toko burung, melainkan dari even latber atau bahkan dari even lomba.
Kunci utama setiap membeli burung baru, baik dari pasar burung, milik teman, atau dari hunting di arena latber / lomba, adalah memberi kesempatan kepada burung untuk beradaptasi dengan lingkungan baru, termasuk dengan pemilik dan perawat barunya.
Dalam beberapa kasus, beberapa burung juara yang dibeli pemilik baru terkadang masih didampingi oleh perawat lamanya untuk beberapa waktu, bahkan ada juga yang permanen. Ada juga yang dititipkan dulu ke pemilik lama, seperti kacer Adipati.
Kali ini, Om Kicau ingin berbagi ilmu tentang bagaimana mengkondisikan burung yang baru dibeli. Tips ini berlaku untuk burung yang sudah mapan, atau burung yang baru dibeli di pasar burung.
Khusus untuk burung yang dibeli dari pasar burung dan dalam kondisi masih liar, hal pertama yang mesti dilakukan adalah melakukan proses penjinakan.
Ada beragam cara yang bisa dilakukan dalam mengkondisikan burung baru. Semuanya itu bertujuan untuk membiasakan burung dengan situasi dan lingkunan baru, sehingga burung cepat bunyi seperti di tempat sebelumnya.
Sebab tidak sedikit burung lomba yang pernah berprestasi, mendadak macet bunyi di tangan pemilik baru. Padahal, pemilik baru sudah menerapkan pola perawatan seperti di tangan pemilik lama. Artinya, tinggal meneruskan pola perawatan sebelumnya, alias tidak ada perubahan setingan.
Hal ini terjadi akibat burung belum mampu beradaptasi dengan lingkungan baru, termasuk belum terlalu mengenal perawat atau majikan barunya.
Proses adaptasi ini berlaku untuk semua jenis burung kicauan, baik yang memiliki mental bagus maupun burung yang masih dalam kondisi bakalan. Dengan adaptasi, burung menjadi lebih tenang, mengenali, dan memiliki sifat kuasa (teritori) atas lingkungan barunya.
Ada lima hal utama yang termasuk dalam rangkaian mengkondisikan burung yang baru dibeli agar cepat bunyi. Berikut ini rinciannya.
1. Jangan buru-buru ganti tenggeran / sangkar 
Biasanya setelah membeli burung, sebagian kicaumania ingin segera memindahkannya ke sangkar baru atau sangkar lain yang dianggap cukup bagus untuk ditempati jagoan anyarnya.
Namun jika kita terlalu buru-buru melakukannya, burung cenderung merasa tertekan / stres. Apalagi jika burung sudah merasa nyaman dalam sangkar lamanya. Hal sepele ini bisa membuat burung macet bunyi selama beberapa hari.
Hati-hati pula dalam menggunakan sangkar bekas pakai, meski modelnya mewah dan harganya mahal. Sebab kalau sangkar pernah digunakan burung yang ditakuti gaco anyar Anda, burung bisa gelisah.
Misalnya bekas sangkar burung pentet yang masih ada sisa kotoran digunakan ciblek yang baru dibeli. Si ciblek biasanya akan merasa gelisah yang berujung pada stres, karena mencium aroma predator dalam sangkarnya.
Tetapi hal ini biasanya hanya terjadi pada burung yang pernah hidup di hutan, karena secara naluriah dia bisa membedakan aroma kotoran burung dari jenis lain. Jika burung murni hasil penangkaran, hal tersebut tak perlu dicemaskan.
Karena itu, jika ingin menggunakan sangkar bekas maupun baru, sebaiknya bersihkan dulu dari kotoran. Basahi dengan air bersih untuk menghilangkan aroma baik dari bekas kotoran burung maupun bekas cat / pelituran.

2. Menggantang burung di tempat tenang
Burung begitu tiba di rumah sebaiknya jangan digantang di lokasi yang ramai atau terlalu dekat dengan burung lain yang bersuara lantang / keras. Berikan kesempatan kepada burung untuk menenangkan diri di tempat yang tenang, dan biarkan burung beradaptasi dengan lingkungan barunya.
Dengan menggantang di tempat yang tenang, burung lebih mudah beradaptasi tanpa terganggu burung lain, apalagi yang memiliki sifat teritorial atau bersuara lantang.
Selain itu, menggantang di tempat tenang juga membantu burung untuk menumbuhkan sifat teritorialnya terhadap sangkar dan lingkungannya, terutama untuk burung bertipe fighter seperti ciblek, kacer, murai batu, atau semifighter seperti cucak hijau, cucak ranting, cucak hijau kepala emas, dan sejenisnya.
3. Berikan kerodong
Bagaimana jika kita tidak memiliki lokasi yang memadai sehingga burung baru terpaksa digantang dekat burung lain yang bersuara keras? Satu-satunya cara adalah memberikan kerodong, sehingga jagoan gres Anda tidak melihat langsung keberadaan burung lain di dekatnya.
Dengan kondisi full kerodong, burung akan lebih cepat merasa tenang, dan itu bisa mempercepat proses adaptasi burung. Jika burung sudah terlihat tenang, mulai berani mengeluarkan suaranya, kerodong bisa dibuka secara bertahap.
4. Berikan full extra fooding (EF)
Selain mengatur lokasi gantangan, atau pemberian kerodong, dan burung menjadi lebih tenang, kita perlu memperhatikan pula aspek pakan khususnya extra fooding (EF). Kalau perlu, manjakan burung yang baru dibeli dengan EF kesukaannya. Dengan begitu, burung tidak mudah stres, gelisah, atau bingung melihat situasi dan kondisi yang berbeda dari lingkungan lamanya.
Memberi full EF sebaiknya dilakukan saat burung baru tiba hingga beberapa hari kemudian. Kalau burung sudah mulai rajin, maka hari-hari berikutnya diberikan perawatan harian.
5. Tanyakan setelan harian kepada pemilik lama
Jika Anda membeli burung dari teman, atau pemain, jangans segan-segan untuk menanyakan setelan atau setingan harian kepada pemilik lama.
Meski spesiesnya sama, setiap individu burung memiliki karakter yang tidak selalu sama, apalagi berada di tangan orang yang berbeda. Karena itu, pada tahap awal, sebaiknya Anda meneruskan dulu pola rawatan seperti saat masih di tangan pemilik lama.
Jadi, jangan segan-segan menanyakan jadwal mandi, durasi dan waktu penjemuran, jenis dan porsi EF, dan berbagai bentuk perawatan lainnya, termasuk perawatan semasa mabung nantinya.
Dalam perkembangannya, ketika burung sudah beradaptasi dengan baik termasuk sudah menyatu dengan perawat / pemilik baru, perubahan pola rawatan bisa dilakukan secara bertahap.
Itu pun hanya dilakukan jika performa burung terlihat menurun dibandingkan saat masih di tangan pemilik lama. Kalau setelan lama tetap membuat burung berprestasi, untuk apa dilakukan perubahan setelan?
Itulah lima hal yang perlu dilakukan untuk mengkondisikan burung yang baru dibeli agar cepat bunyi.

Sumber :http://omkicau.com 

Selasa, 27 Mei 2014

Jangan lakukan 4 hal ini pada burung yang baru dibeli

Transaksi jual-beli burung kicauan terus menunjukkan tren peningkatan, baik di pasar burung, media online, membeli di tempat penangkaran, hingga model take-over. Banyak kicaumania, terutama para pemula, berharap burung yang baru dibeli bisa segera gacor di rumah. Padahal, burung memerlukan adaptasi di lingkungan baru. Ada empat hal yang jangan dilakukan pada burung yang baru dibeli, agar burung tidak rusak di kemudian hari.

penangkaran lovebird HMS BF Depok
Membeli lovebird langsung di penangkaran kini makin diminati.
-
Membeli burung yang sudah jadi, apalagi pernah juara meski hanya di even latberan, memang lebih menyenangkan. Sebab pada tahap awal kita tinggal meneruskan setingan yang dibuat pemilik lama, sambil secara bertahap mencari setingan baru yang lebih tepat.
Meski demikian, terjadinya perubahan lingkungan (seperti rumah, suasana, dan hawa yang berbeda) dan sosok perawat / pemilik yang berbeda, membuat penampilan burung belum tentu sama persis seperti ketika masih di tangan pemilik lama.
Itu untuk burung yang relatif sudah mapan. Apalagi untuk burung yang dibeli dari pasar burung atau dari situs jual-beli online. Intinya, burung yang baru dibeli membutuhkan masa adaptasi.
Dalam masa adaptasi itu, sebaiknya jangan lakukan 4 hal pada burung yang baru dibeli. Kelima hal yang dimaksud adalah sebagai berikut:
  1. Memandikan burung yang baru tiba.
  2. Mengadu dengan burung sejenis.
  3. Menggantang dekat burung bersuara kencang.
  4. Mengganti voer pada hari pertama burung datang.

Oke, kita bahas satu-persatu!

1. Memandikan burung yang baru tiba
Memandikan burung pada hari pertama kedatangannya, apalagi burung belum sempat beradaptasi, jelas akan membuatnya rawan stres.
Murai batu Kupra
Memandikan burung baru boleh dilakukan setelah beradaptasi beberapa hari.
-
Memang tidak setiap individu burung akan menjadi stres kalau dimandikan pada hari pertama tiba di rumah kita. Ada beberapa kasus di mana kicaumania pemula melakukan hal itu karena tak tahu, dan ternyata burungnya tidak mengalami stres.
Namun sangat disarankan untuk tidak melakukan hal itu. Lebih baik bersabar sambil menunggu gaco baru beradaptasi selama beberapa hari di rumah Anda. Apabila sampai stres, Anda sendiri yang rugi, karena sudah mengeluarkan uang yang mungkin tidak sedikit, tetapi berujung pada macet bunyi.
Saran ini menjadi makin penting bagi Anda yang membeli burung bakalan, khususnya murai batu, di pasar / toko burung. Banyak sekali murai batu bakalan yang mogok makan, bahkan jatuh sakit, usai dimandikan pada hari pertama berada di rumah pemilik baru.

2. Mengadu dengan burung sejenis
Burung yang baru tiba di rumah membutuhkan ruang dan suasana yang tenang. Dalam kondisi inilah, burung akan belajar mengenali lingkungan barunya.
Terkadang kita mudah tergoda untuk mendengarkan suara kicauannya, kemudian mengadunya atau sekadar menempelkannya dengan burung sejenis. Tujuannya agar burung yang baru dibeli tersebut terpancing bunyi.
SEJAK MUDA PERLU DITREK DENGAN LAWAN SEUMUR BISA MEMBUAT MENTAL MB TERLATIH
Jika baru datang di rumah, burung jangan buru-buru ditrek dengan burung sejenis.
-
Tindakan ini sangat tidak dianjurkan. Dalam kondisi belum beradaptasi terhadap lingkungannya yang baru, burung mudah mengalami stres. Jika stres tak teratasi, burung macet bunyi, dan butuh waktu lama untuk memperbaikinya.
Selain mengadu dengan burung sejenis, jangan pula kita menggoda burung baru dengan meletakkan cermin di depan burung untuk merangsangnya berbunyi.
Sekali lagi, sabar dan sabar. Biarkan burung beradaptasi dulu dengan lingkungan barunya.

3. Menggantang dekat burung bersuara kencang
Penjemuran kacer

Gantang di lokasi tenang, jauh dari burung bersuara kencang.
-
Seperti disebutkan sebelumnya, burung yang baru tiba sebaiknya ditempatkan terlebih dulu di lokasi atau ruangan yang tenang atau sepi. Kalau pun tidak memiliki ruangan khusus yang tenang dan sepi, Anda bisa mengerodongnya.
Saran ini menjadi sangat penting bagi Anda yang sudah memiliki jenis burung lain yang punya suara kicauan kencang.
Burung yang  baru tiba biasanya masih celingak-celinguk. Ketika belum beradaptasi sudah disuguhi suara kencang atau lantang, kondisinya sama seperti burung di alam liar yang sedang diusir burung lain penguasa wilayah teritorialnya.
Itu sebabnya, jangan menggantang burung yang baru datang pada lokasi yang terlalu dekat dengan burung yang bersuara kencang / lantang. Jika kondisi tak memungkinkan, burung harus dikerodong terus selama masa adaptasi berlangsung.

4. Mengganti voer pada hari pertama burung datang
Ada beberapa jenis burung yang merasa sudah nyaman dengan makanan kering atau voer. Burung seperti ini biasanya akan menunjukkan perubahan yang signifikan ketika Anda menggantinya dengan merek lain, apalagi jika warnanya berbeda.
Jika ingin mengganti voer lama dengan voer yang biasa Anda pakai, sebaiknya dilakukan setelah satu pekan sejak burung baru tiba di rumah. Itupun dilakukan secara bertahap dengan cara mencampur dua jenis voer (lama dan baru).
Misalnya, 25% voer baru dicampur 75% voer lama. Pekan berikutnya, komposisi diubah menjadi 50 : 50. Minggu berikutnya lagi 75% voer baru dan 25% voer lama, sampai akhirnya komposisi bisa 100% voer baru. Dengan cara seperti ini, burung tidak akan kaget dengan perubahan pakannya.
Itulah empat hal yang sebaiknya jangan dilakukan dalam perawatan burung yang baru saja dibeli.

 Sumber : http://omkicau.com

Senin, 26 Mei 2014

Memahami perilaku lovebird saat lomba

Satu hal yang sering membuat kita galau adalah saat burung yang sedang dilombakan tidak mau bersuara sama sekali. Hal ini juga terjadi pada lovebird. Misalnya sering ngeruji atau merayap, perilakunya menjadi agresif, dan sebagainya. Untuk itu, khususnya lovebird lovers pemula, perlu memahami perilaku burung cantik Anda, sehingga bisa mengantisipasinya sejak dini agar tak terjadi hal memalukan selama lovebird turun di arena lomba.
Lovebird lomba
Suasana lomba burung di kelas lovebird.

Mengenali dan memahami karakter serta perilaku lovebird merupakan salah satu hal yang penting dan wajib dilakukan oleh setiap pemain. Sebab, dari situlah kita bisa mengetahui apakah burung sudah siap untuk dilombakan atau membutuhkan sedikit penanganan sebelum benar-benar siap dibawa ke lapangan.
Dengan mengenali karakter dan perilakunya, kita juga akan segera tahu kapan lovebird benar-benar dalam kondisi top form, sekaligus  bisa mengenali perubahan yang terjadi pada perilakunya. Sebab, jika tidak segera ditangani, lovebird cenderung akan bersifat nakal jika tetap dibawa ke lapangan untuk dilombakan.
Burung sering njeruji / merayap selama lomba
Mengapa ini bisa terjadi? Pada dasarnya, hampir semua burung paruh bengkok memiliki kebiasaan ngeruji di dalam sangkar atau kandang. Jari-jari dan cakarnya memang seperti didesain Sang Pencipta sebagai burung yang andal dalam hal ngeruji. Jadi bukan hanya pada lovebird saja. Coba perhatikan serindit, kakatua, nuri, dan burung parbeng lainnya.
Ini seperti kacer yang di habitat aslinya juga sering mbagong, atau cendet yang di alam liar sering salto. Yang menjadi persoalan, bagaimana agar perilaku alami ini tidak muncul saat lomba, apalagi lomba suara lovebird. Ketika lovebird ngeruji, biasanya dia menjadi malas bunyi.
Ada beberapa kemungkinan ketika lovebird sering njeruji sewaktu dilombakan, antara lain :
Pertama, lovebird masih berusia terlalu muda sewaktu dilombakan. Perilakunya belum stabil, termasuk saat dilombakan. Anjuran Om Anto 999 dari Ananta Bird Farm Sragen, lovebird sebaiknya dilombakan minimal saat berumur 6,5 bulan.
Ada beberapa burung yang usianya kurang dari itu, namun dilombakan dan tetap moncer, seperti lovebird Kirana milik Om Dwi Wahyudi, atau Kaila Jr milik Tobil / Sigit WMP yang baru berusia 3 bulan. Kaila Jr bahkan menjuarai even P2B2M Magetan, akhir pekan lalu. Tetapi kedua burung muda itu hanya sesekali ditampilkan, tidak rutin setiap Minggu dilombakan.
Kuncinya adalah jangan sering ditarungkan dengan burung-burung yang lebih tua atau mapan. Boleh, tapi jangan sering-sering. Untuk melatih mentalnya, sekaligus agar burung terbiasa dalam suasana kompetisi, lebih baik berkumpul bersama teman-teman lovebird lovers yang sama-sama memiliki burung muda. Jika usianya sudah 6,5 bulan, saat itulah burung layak dipertemukan dengan burung-burung yang lebih tua.
Kedua, burung sebenarnya dalam kondisi gelisah. Bisa karena masih muda, atau burung dewasa yang jarang dilombakan, atau bisa juga kondisinya memang tidak fit.
Jika burung sudah cukup umur, sudah beberapa kali ikut lomba, maka kondisi fit atau tidak fit sebenarnya sudah bisa dideteksi sejak dari rumah. Misalnya, burung tidak terlihat murung, aktif bergerak, rajin bunyi, dan sebagainya.
Jika burung jarang dilombakan, maka sering dibawa ke arena latber atau lomba, meski tidak ikut lomba. Jadi, burung sekadar dibiasakan mendengar suasana riuh oleh suara-suara lovebird yang sedang berlomba.
Ketiga, yang terjadi, adalah burung mengalami over birahi (OB). Lovebird, seperti dijelaskan dokter Mulyana pemilik lovebird jawara bernama Janda, termasuk burung yang mudah sekali birahi. Penyebabnya beragam, antara lain karena mendengar suara burung lain yang dianggapnya “merangsang”, akibat pemberian pakan dengan kandungan protein terlalu tinggi, dan sebagainya.
Jika burung mengalami peningkatan birahi, maka perilakunya menjadi agresif. Selain sering ngeruji, lovebird juga suka menggesekkan bagian kloaka (vent) ke benda-benda di dalam sangkar, mulai dari tangkringan sampai jeruji sangkar.
Mengatasi lovebird over birahi
Ada beberapa cara mengatasi lovebird yang over birahi, berdasarkan pengalaman beberapa pemain senior yang dihimpun Om Kicau :
  • Cara pertama
    Burung untuk sementara hanya diberi pakan berupa milet putih. Selain itu jangan dimandikan dulu, serta kurangi durasi penjemuran dari biasanya. Untuk sementara waktu pula, burung tidak perlu diberi jagung muda dan kangkung selama beberapa hari. Jangan lupa sangkar burung dikerodong full.
  • Cara kedua
    Burung hanya diberikan pakan milet putih. Mandi dua kali sehari, dan sangkar dikerodong full. Jika akan dilombakan, maka pada H-1 berikan kangkung 1 batang. Adapun pada hari lomba, pemberian kangkung ditingkatkan menjadi 2 batang.
  • Cara ketiga
    Burung dikawinkan atau diberikan pasangan. Cara ini memang lebih efektif dan menguntungkan, karena burung bisa bertelur dan menghasilkan keturunan. Sebab ada juga lovebird  yang sedang mengeram atau bawa anak, namun tetap dilombakan dan bisa juara. Misalnya lovebird Golden Boy yang fenomenal.
Memahami karakter lovebird siap lomba.
Lovebird yang akan dilombakan harus dalam kondisi siap tempur, memiliki mental bagus, dan birahi stabil. Kondisi lain tentu saja yang akan menjadi nilai tambah, misalnya sikap selama lomba berlangsung, serta gaya dan suara yang dimilikinya.
Burung yang rajin bunyi atau gacor di rumah, belum tentu mau berbunyi saat di lapangan. Semua ini memang tergantung dari pelatihan dan perawatan harian yang diberikan setiap hari.
Kondisi lovebird yang dianggap siap untuk dibawa ke lapangan antara lain:
  • Burung sudah cukup umur. Jika masih muda, tatacara seperti disebutkan di atas bisa diterapkan.
  • Burung yang anteng di tenggeran dan jarang sekali merayap di sangkarnya.
  • Materi sudah memadai, seperti suara panjang, volume, serta kerajinan.
  • Burung dalam kondisi fit. Artinya tidak sedang mabung, bulu mulus, sehat, dan tidak murung.
Tentu masih ada hal-hal lain yang bisa Anda tambahkan dalam kolom komentar di bagian bawah halaman ini.

Sumber :  http://omkicau.com/

Minggu, 25 Mei 2014

Kapan dan bagaimana ciri-ciri lovebird yang siap dilombakan

Selain sebagai hiburan di rumah, lovebird banyak dipelihara untuk masteran burung berkicau lainnya. Tak sedikit pula yang memolesnya sebagai burung lomba. Tidak mudah merawat lovebird khusus lomba, sebab burung ini mudah sekali birahi, dan itu akan mempengaruhi penampilannya di lapangan. Itu sebabnya, para pemain lovebird perlu mengetahui  
kapan dan bagaimana ciri-ciri burung lovebird yang siap dilombakan.
Suasana kelas lovebird Jatijajar Cup
Suasana lomba burung berkicau di kelas lovebird.
-
Selama ini, sebagian penggemar lovebird cenderung membeli burung dalam kondisi sudah rajin berbunyi (gacor) dengan harapan bisa diikutkan dalam lomba.
Namun sebagaimana burung paruh bengkok (parrot) pada umumnya, lovebird memiliki kecerdasan memori dan kecerdasan emosi. Hubungan batin antara lovebird dan pemiliknya bisa tercipta begitu dekat, jauh melebihi burung kicauan lainnya.
Kecerdasan emosi ini terkadang menyulitkan lovebird nampil di lapangan, ketika dia merasa ada sesuatu yang membuatnya kurang nyaman. Birahinya sontak berubah. Hal ini bisa terjadi menjelang lomba maupun pada saat lomba.
Untuk mengetahui kapan lovebird dalam kondisi siap dilombakan, berikut ini pengalaman sejumlah pemain senior yang bisa dijadikan referensi bagi para pemain pemula.
lovebird
Lovebird siap lomba
  1. Lovebird mempunyai tingkat birahi yang stabil, dalam arti tidak over birah (OB). Sebab jika sampai OB, burung akan terlihat seperti mengejar-ngejar lovebird lainnya. Hal ini jelas mempengaruhi penilaian, meski burung aktif ngekek.
  2. Burung rajin bunyi, dengan suara ngekeknya yang panjang yang dilantunkan sambil nagen atau anteng di tenggeran. Ini bisa diamati sejak H-1 hingga menjelang digantang di lapangan.
  3. Lovebird mudah terpancing atau latah. Ketika mendengar lovebird lain berbunyi, dia langsung narik-narik panjang.
  4. Sebagian pemain senior mengamati lovebird siap lomba dengan memperhatikan bentuk dan gerakan sayapnya. Kalau burung sering mengepakkan sayap, dengan ujung sayap yang menyilang, berarti sudah siap lomba.
  5. Beberapa lovebird yang memiliki mental baik akan terlihat membusungkan dada ketika berhadapan dengan burung sejenis. Ketika dipancing dengan tepuk tangan atau suara lainnya, burung langsung membalasnya.
  6. Dari segi usia, beberapa individu lovebird sebenarnya bisa moncer ketika umurnya baru 3 – 4 bulan. Tetapi untuk kestabilan prestasinya, direkomendasikan untuk melombakannya pada umur minimal 6 bulan.
  7. Yang terpenting burung memiliki kondisi fisik dan kesehatan yang baik, tidak sedang memasuki masa mabung atau sedang mabung.
Selama ini, banyak juga lovebird lovers yang bertanya mengenai jenis kelamin burung yang dilombakan. Semua jenis kelamin, baik jantan maupun betina, bisa saja dilombakan, selama burung dalam kondisi siap dilombakan dan memiliki kondisi seperti disebutkan di atas.
Dengan memperhatikan semua kondisi di atas, lovebird pun siap dibawa ke arena lomba, baik dalam skala latberan maupun lomba lokal, regional, bahkan nasional.
Sebagai pendukung, Anda bisa mulai mengatur kondisi birahi burung dengan memberi perawatan khusus lomba sejak H-3 atau tiga hari menjelang lomba.
Makin sering melatih burung dalam even latber maupun lomba bisa membantu meningkatkan mentalnya, dan cara burung merespon suara lawan-lawannya. Dalam hal ini, tidak cukup sekali saja ikut dalam lomba jika ingin lovebird kesayangan Anda bisa tampil maksimal dan menjadi jawara satu saat nanti.

Sumber :  http://omkicau.com

Senin, 19 Mei 2014

Mempersiapkan lovebird untuk lomba



Burung lovebird dikenal memiliki kemampuan dalam memvariasikan suara kicauannya, terutama suara khas mereka yang dikenali sebagai "lagu ngekek", lagu tersebut biasanya memiliki variasi irama dengan lagu yang panjang, tergantung dari kemampuan yang dimiliki oleh burung lovebird tersebut.
Bagi penggemar burung lovebird yang mengkhususkan diri dalam lomba-lomba seperti lat-ber atau lat-pres, biasanya mereka akan mencari burung lovebird yang memiliki variasi irama dan lagu yang panjang, dimana untuk bisa mendapatkan burung dengan kriteria tersebut, sebelumnya burung tersebut dilatih terlebih dahulu, terutama dalam hal latihan nafas, pengolahan vokal dan pelatihan mental mereka.
Lalu bagaimana kita bisa mendapatkan burung dengan kriteria tersebut? Untuk mendapatkan burung lovebird dengan kemampuan lagu yang panjang dengan olah vokal yang baik  yang didukung oleh mental yang sangat baik, maka kita harus mulai menerapkan beberapa pelatihan sebagai berikut:

Melatih nafas
Latihan nafas yang dimaksud disini adalah untuk memaksimalkan kemampuan burung berkicau dengan durasi yang panjang dalam sekali tarikan nafas. Untuk itu diperlukan beberapa pelatihan yang bisa menguatkan stamina mereka, beberapa bentuk pelatihan yang banyak dilakukan para penggemar burung lovebird yang juga sering melombakan burungnya antara lain :
  • Melatih burung dalam kandang umbaran seminggu sekali
  • Memandikan burung hingga basah kuyup
  • Menjemur burung dengan durasi yang lebih panjang
Melaih nafas memang identik dengan stamina burung, untuk itu selain pelatihan dalam bentuk fisik, sebaiknya harus didukung pula dari segi kondisi kesehatannya, yang mana hal tersebut bisa dilakukan dengan cara menyediakan obat-obatan dan vitamin yang tepat. Burung lovebird yang sering dilatih secara fisik namun selalu diabaikan dari pemberian nutrisi atau vitaminnya, maka yang sering terjadi adalah burung yang mudah gembos, untuk itu pemberian vitamin seperti BirdVit bisa diberikan untuk mendukung kebutuhan vitamin dan nutrisi mereka.

Melatih suara
Selain dari fisik dan stamina yang kuat , burung lovebird memiliki kemampuan alami untuk meniru suara burung lainnya. Untuk itu, tergantung dari tujuan anda, kalau misalnya hanya untuk klangenan tentu anda akan lebih menyukai burung lovebird dengan suara yang penuh dengan variasi suara isian, namun jika untuk tujuan masteran atau lomba, tentu suara yang akan dilatih itu harus sesuai dengan karakter dari burung tersebut, contohnya disini kita bisa memanfaatkan suara belalang , tengkek atau burung lovebird lain yang memiliki suara yang panjang sebagai masteran bagi mereka.
  1. Suara belalang durasi panjang
  2. Suara tengkek durasi panjang
  3. Suara lovebird ngekek panjang

Dengan sering memaster ataupun memperdengarkan burung lovebird dengan suara-suara diatas, maka burung bisa meniru bahkan mengikuti durasi suara kicauannya, dengan demikian mereka akan mampu mengeluarkan suara kicauannya dalam durasi yang cukup lama.
Melatih vokal burung lovebirds juga tidak lepas dari bagaimana kemampuan burung tersebut akan fokus mendengarkan lalu meniru suaranya, untuk itu tentu dibutuhkan burung yang dalam kondisi fit, oleh karena itu pula pastikan burung anda dalam kondisi yang sehat sebelum memulai pemasteran agar hasilnya bisa sesuai dengan yang diharapkan, selain itu burung yang sedang sakit atau kurang fit tentu tidak akan mudah fokus atau berkonsentrasi pada latihannya.

Melatih Mental
Faktor yang terpenting dalam menampilkan burung lovebird di lapangan / perlombaan adalah burung yang memiliki mental tarung. Faktor inilah yang membuat burung mau bekerja dalam sebuah perlombaan, kecuali misalnya kalau burung lovebird tersebut dilombakan hanya untuk kecantikannya saja, tentu faktor mental tidak terlalu dibutuhkan.
Melatih mental pada burung lovebird bisa dimulai sejak burung maih berusia muda, dari usia itulah mental burung bisa terbentuk dan akhirnya akan menjadi terbiasa dengan burung lain yang memberikan perlawanan dalam sebuah perlombaan.

Beberapa cara untuk melatih mental burung lovebird adalah sebagai berikut:
  • Burung secara rutin diperkenalkan pada lokasi dan lingkungan yang baru, misalnya menggantung burung dengan cara pindah-pindah lokasi setiap harinya, dimana hal tersebut untuk membiasakan burung dengan lingkungan baru sehingga mereka tidak mudah "demam panggung" terutama waktu diajak bermain di sebuah perlombaan atau latihan.
  • Melatih burung tersebut dengan burung sejenis yang memiliki pengalaman lomba atau mental yang bagus. Dengan begitu burung akan terpancing untuk bertarung.
  • Memancing dan memunculkan sifat latah dari burung, dengan cara menggunakan beberapa peralatan atau barang yang biasa digunakan untuk memancing burung lovebird berbunyi, misalnya menggunakan peluit, menggesek-gesekan potongan stereofoam ke kaca, atau barang-barang lain yang bisa meniru suara ngekek dari lovebird.
  • Setelah mental mereka mulai terbentuk, mulailah dengan melatih mereka dalam sebuah perlombaan sekali-sekali, meski tujuan kita adalah bukan untuk menjadi juara, melainkan untuk mengasah mental mereka. Nanti jika mereka telah siap, mereka pun bisa dilombakan secara rutin.
Itulah beberapa faktor yang menentukan bagaimana seekor burung lovebird bisa menjadi burung yang berkualitas lomba, dalam artian memiliki lagu yang panjang dan mental yang cukup baik.  Dengan memiliki kemampuan seperti disebutkan diatas , maka burung sudah siap untuk bersaing dengan lawan-lawannya dalam sebuah perlombaan.

Sumber : http://www.agrobur.com


Beberapa manfaat dan efek pakan tambahan pada burung anis merah

Burung anis merah (Zothera citrina) dikenal memiliki karakter dan emosi yang tak stabil. Burung ini mudah berubah karakter ketika menjumpai perubahan dalam perawatan hariannya. Anis merah secara mendadak bisa berubah menjadi galak, atau sifat-sifat lain yang sebelumnya tidak pernah ditunjukkannya. Perubahan pola dan jenis pakan termasuk salah satu faktor yang bisa mengubah karakter dan emosi anis merah. Oleh sebab itu, penting bagi kita untuk mengetahui beberapa manfaat dan efek pakan tambahan pada burung anis merah.
Anis merah
Anis merah memiliki karakter dan emosi yang tidak stabil.
-
Perubahan karakter dan emosi burung anis merah cenderung terjadi ketika pemberian pakan tambahan atau extra fooding (EF) dianggap terlalu berlebihan. Jenis buah yang monoton alias tidak bervariasi juga bisa membuat karakternya berubah.
Untuk itu, penting kiranya kita  memahami apa manfaat dan efek yang ditimbulkan dari pakan tambahan yang biasa diberikan kepada burung anis merah.
Dengan mengutip dari berbagai sumber, mari kita simak apa saja manfaat dan efek dari pakan tambahan ( EF) yang biasa diberikan dalam perawatan hariannya berikut ini:
  • Pakan serangga seperti ulat hongkong dan kroto dipercaya memberikan efek panas pada tubuh burung. Jika diberikan secara berlebihan bisa membuat anis merah berubah menjadi galak atau emosional.
  • Pakan serangga seperti jangkrik dan cacing tanah diyakini meningkatkan birahi pada burung anis merah. Jika diberikan dengan jumlah dan waktu yang tepat bisa membuat anis merah mudah sekali berbunyi.
  • Pakan buah-buahan yang banyak mengandung air, dan buah-buahan yang memiliki rasa asam, dipercaya bisa menurunkan birahi anis merah, sekaligus menurunkan emosinya. Buah-buahan yang termasuk kategori ini antara lain pepaya, peer, dan belimbing wuluh.
  • Pakan buah yang bersifat basa bermanfaat untuk menaikkan birahi burung. Untuk anis merah, buah yang dimaksud adalah salak.
  • Pakan buah yang berasa manis memiliki manfaat menjaga kondisi dan stamina burung. Buah yang termasuk kategori ini antara lain pisang dan apel.
Dengan pemahaman di atas, kita bisa mengatur pemberian pakan tambahan agar penampilan dan kondisi anis merah sesuai dengan yang diinginkan.
 
Pemberian pakan yang tepat, pada waktu yang tepat , bisa membuat anis merah mudah berbunyi.
-
Anda bisa menerapkan berbagai pola rawatan harian, termasuk memberikan pakan buah dan serangga yang lebih bervariasi, dengan mempertimbangkan manfaat dan efeknya pada burung seperti disebutkan di atas.
Dengan begitu, burung anis merah tetap memiliki karakter, emosi dan birahi yang stabil, sehingga lebih mudah mencapai proses berbunyi, terutama burung yang masih bakalan atau dalam kondisi macet bunyi.
Selain itu, kalau Anda mampu memberikan pakan yang tepat pada waktu yang tepat, maka anis merah akan mudah sekali berbunyi.

Sumber : http://omkicau.com

Jumat, 16 Mei 2014

Suara Cililin Gacor Buat Master

Burung Cililin ( Platylophus galericulatus ) adalah burung dengan karakter petarung dan gampang terpancing emosinya. Ketika ada burung lain berbunyi Burung ini akan langsung terpancing karakter aslinya dan akan berbunyi selantang-lantangnya.
Adapun mengenai suaranya, burung ini tidak mempunyai fariasi lagu yang banyak dan cenderung monoton mengeluarkan bunyi berirama melengking panjang. Dalam pemeliharaan burung ini, penghobby harus mengenal sifat buruknya yang berbeda jika dibandingkan dengan jenis burung lainnya.
Dalam Pola makannya burung ini bisa dibilang sangat rakus dan suka memakan Extra Fooding berupa serangga dalam jumlah yang banyak.
Burung dengan ciri khas jambul dikepalanya ini diketahui ada tiga jenis, yaitu yang berasal dari pulau Sumbawa dan Sumatera dengan ciri khas warna bulunya berwarna coklat dan yang satu lagi dari pulau Jawa dengan ciri utama berwarna hitam. Perbedaan dari ketiga burung ini secara fisik tidak berbeda jauh.
Adapun mengenai ciri-ciri fisiknya burung ini mempunyai ukuran postur tubuh yang besar, pada bagian kepalanya terdapat jambul, warna putih kombinasi hitam terdapat pada tengkuknya, ekor panjang dan agak lebar.


Sumber : http://ronggolawe.info

Cililin, Burung Karakter Petarung Yang Doyan Makan Serangga

Burung Cililin ( Platylophus galericulatus ) adalah burung dengan karakter petarung dan gampang terpancing emosinya. Ketika ada burung lain berbunyi Burung ini akan langsung terpancing karakter aslinya dan akan berbunyi selantang-lantangnya. Adapun mengenai suaranya, burung ini tidak mempunyai fariasi lagu yang banyak dan cenderung monoton mengeluarkan bunyi berirama melengking panjang. Dalam pemeliharaan burung ini, penghobby harus mengenal sifat buruknya yang berbeda jika dibandingkan dengan jenis burung lainnya. Dalam Pola makannya burung ini bisa dibilang sangat rakus dan suka memakan Extra Fooding berupa serangga dalam jumlah yang banyak.
Cililin-Gacor-RonggolaweBurung dengan ciri khas jambul dikepalanya ini diketahui ada tiga jenis, yaitu yang berasal dari pulau Sumbawa dan Sumatera dengan ciri khas warna bulunya berwarna coklat dan yang satu lagi dari pulau Jawa dengan ciri utama berwarna hitam. Perbedaan dari ketiga burung ini secara fisik tidak berbeda jauh. Adapun mengenai ciri-ciri fisiknya burung ini mempunyai ukuran postur tubuh yang besar, pada bagian kepalanya terdapat jambul, warna putih kombinasi hitam terdapat pada tengkuknya, ekor panjang dan agak lebar.
Perbedaan Jantan Dan Betina
Untuk membedakan antara burung cililin jantan dan betina, kita bisa melihat dari ciri fisiknya. Adapun ciri-ciri burung Cililin jantan mempunyai bintik putih di alis mata lebih kecil, bulu putih yang terdapat di leher terlihat lebih tebal dan warna hitam sebagai pemisah terlihat jelas, badan dan kepala terlihat lebih besar, warna terlihat lebih pekat atau tua, posisi badan lebih tegak, lebih sering bunyi dibandingkan Celilin betina dan mempunyai karakter suara yang rapat, panjang dan kasar. Sedangkan ciri-ciri burung Celilin betina mempunyai bintik putih di alis mata lebih besar, bulu yang putih terdapat di leher lebih tipis dan terlihat kurang jelas pada warna hitam pemisahnya, badan dan kepala terlihat cenderung lebih kecil dibanding yang jantan, warna lebih terlihat lebih muda, posisi badan lebih datar, jarang bersuara dan tidak rapat, lebih pendek dan halus.
Karakteristik Suara Cililin
Cililin-Mp3-RonggolaweCililin warna coklat (Sumbawa dan Sumatra) mempunyai karakter atau nada suara melengking dan panjang namun halus. Sedangkan cililin warna hitam (Jawa) nada suaranya cenderung pendek- pendek dan kasar. Di kalangan kicau mania, banyak yang lebih menyukai burung cililin dengan warna coklat karena suaranya ngerol dengan durasi panjang.
Burung ini berhabitat di hutan tropis, termasuk burung pemakan serangga (Karnivora). Dengan semakin maraknya diadakan perlombaan atau kontes burung berkicau, berdampak pada harga dan maraknya Kicau Mania mencari burung ini untuk dijadikan master burung-burung yang akan dilombakan. Hal ini tak lepas dari fungsinya burung Celilin sebagai burung Master untuk burung-burung lomba seperti Murai Batu, Kacer, Pentet, Cucak Ijo dan lain-lain.
Merawat Burung Cililin
Cililin-RonggolaweDalam perawatannya, burung ini bisa di bilang agak sulit seperti halnya perawatan burung-burung pemakan serangga lainnya. Karena itu, burung ini harus mendapatkan perlakuan khusus dalam perawatannya sebab jika tidak burung ini mudah stres dan mati. Berikut kami berikan tips perawatanBurung Celilin berdasarkan pengalaman dan masukan dari berbagai sumber.
1. Berikan voer Ronggolawe jika burung Celilin yang kita pelihara sudah makan voer dengan takaran secukupnya saja jangan sampai berlebihan atau kurang kemudian berikan jangkrik pagi sebanyak 8-10 ekor, siang harinya berikan jangkrik sebanyak 3-5 ekor dan sore harinya berikan lagi 8-10 ekorjangkrik. Jika tidak ada jangkrik, kita juga bisa menggunakan EF lainnya, misalnya belalang, ulat Hongkong atau ulat Bambu.
2. Untuk menjaga proses metabolisme tubuhnya berfungsi sempurna, burung Cililin harus kita jemur karena sinar ultra violet sangat penting dalam proses metabolisme. Adapun lamanya penjemuran cukup selama 15-25 menit-an dan jangan sampai lebih dari itu karena burung cililin termasuk ke dalam jenis burung yang tidak terlalu kuat dengan panas, penjemuran juga cukup dilakukan 3 kali dalam seminggu di bawah cuaca yang baik.
3. Burung Celilin yang sudah makan voer, juga sangat membutuhkan air dengan forsi cukup banyak Untuk memenuhi kebutuhan minumnya. Makanya dalam pemberian minum juga kita harus benar -benar perhatikan jangan sampai kekurangan, dalam air minumnya kita bisa berikan EbodVit untuk Memenuhi kebutuhan vitaminnya.`


Sumber :  http://ronggolawe.info

Rabu, 14 Mei 2014

Memaster Burung yang Efektif



 Memaster burung kini menjadi salah satu kegiatan populer yang sering dilakukan oleh banyak penggemar burung untuk menambah variasi burung kicauannya. 
namun tidak jarang proses pemasteran tersebut ternyat berlangsung agak lama dan burung sama sekali tidak pernah bisa mengikuti suara masteran yang kita inginkan. 
dan untuk menjawab persoalan tersebut , berikut ini beberapa tips dan trik bagaimana memaster burung secara efektif.
Dalam memaster burung dibutuhkan beberapa persyaratan agar proses tersebut berjalan dengan lancar dan burung yang dilatih mampu lebih cepat mengenali dan merekam suara burung masterannya. Beberapa persyaratan tersebut antara lain:
  • Lingkungan yang tenang.
  • Suara burung masteran yang tidak begitu kencang.
  • Semakin muda usianya semakin cepat mereka merekam suara masterannya.
  • Kondisi burung yang sehat.

Banyak penggemar burung yang mengaitkan waktu pemasteran burung dengan waktu burung tersebut sedang memasuki masa mabung atau  masa berganti bulu, tentu hal tersebut tidak bisa sepenuhnya tepat, karena pada waktu yang lainpun ( diluar masa mabung ) burung masih bisa dilatih dengan suara burung lainnya, bahkan pada burung yang masih piyik pun mampu mendengar dan mempelajari suara dari indukan ataupun burung lainnya, selain itu tentu kita juga merasa keberatan jika akan memaster burung tetapi harus menunggu mereka mabung terlebih dahulu, kecuali burung yang kita miliki kebetulan sedang mengalami mabung bulu, meskipun hal tersebut juga tidak sepenuhnya bisa diterima oleh beberapa jenis burung terutama burung yang sedang fokus mengkondisikan tubuhnya.

Melatih burung dengan suara burung lain pun bisa dilakukan sejak burung masih berusia piyikan atau lolohan. di habitat mereka burung piyikan ini akan mempelajari suara kicauan indukannya sejak mereka masih berusia piyikan atau sedang diloloh oleh induknya. Suara tersebut akan direkam dan disimpan dalam memory mereka yang bisa kita sebut Playlist mereka, yang kemudian akan diputar ulang setelah mereka berusia remaja hingga dewasa. 

Jika kebetulan anda memiliki anakan burung yang masih di loloh, maka pelatihan bisa dilakukan setelah mereka dalam kondisi tidur siang. sebab pada kondisi tersebut otak mereka mampu sedang aktif bekerja terhadap setiap rangsangan baik gerakan ataupun suara. untuk burung yang masih lolohan ini memaster mereka akan lebih baik jika menggunakan media suara burung yang diputarkan dari perangkat elektronik seperti mp3 player atau phone anda.
Putarkan suara burung dengan jarak speaker dengan kandang kurang lebih 1 m dan diletakan di bawah atau diatas sangkarnya dengan suara yang sedang. lakukan juga pemasteran pada sore hari pada waktu mereka sedang aktif.
Sedangkan memaster burung trotolan atau burung dewasa juga bisa dengan cara menggantung sangkar mereka dalam sebuah ruangan bersama-sama dengan tiga jenis burung masteran yagn akan dipakai untuk memaster burung trotolan tersebut. posisi sangkar dari burung trotolan sebaiknya berada di tengah ruangan dengan sangkar yang diberi full kerodong tipis, sedangkan tiga jenis burung lain digantung di sekitar sangkarnya dengan jarak kurang lebih 1,5 hingga 2 meter. 

Jika tidak memiliki tiga jenis burung masteran, maka proses tersebut bisa dilakukan dengan menggunakan suara burung dari mp3 yang diletakan di sudut ruangan dengan jarak 1,5 - 2 meteran, dan sebaiknya suara burung ini terlebih dahulu di edit dengan software audio untuk menggabungkan beberapa jenis suara burung  ( maksimal empat suara ) dan diberi jeda waktu selama 5 - 10 detik sebelum beralih pada lagu berikutnya.

Jika anda tidak memiliki ruangan untuk pemasteran, maka pemasteran bisa dilakukan di tempat mereka bisa digantung dengan posisi sangkar sebagai berikut: 

Masteran 1- Masteran 2- Burung yang akan dimaster -Masteran 3- Masteran 4

Jarak antara mereka sebaiknya sekitar 1,5 - 2 meteran, sedangkan jika menginginkan memaster mereka dengan suara dari mp3, cara yang sudah disebut diatas bisa di ikuti dan diterapkan di luar ruangan. 
Yang terpenting dalam proses pemasteran tersebut adalah, burung dalam kondisi yang sehat dan akan lebih baik jika burung tidak melihat burung masterannya,misalnya dengan cara di kerodong,  karena di alam liar  jarang sekali burung yang mau meniru suara burung yang dilihatnya.
Demikian tips singkat bagaimana memaster burung dengan efektif dan memiliki peluang keberhasilan yang tinggi.  

Sumber :  http://www.agrobur.com


Lamba dan Pameran Burung "MUARA BADAK CUPI" di Lapangan Futsal "MAHARANI", Muara Badak,Minggu 8 Juni 2014


Pemasteran burung kicauan

Tujuan dari memaster burung adalah melatih burung khususnya agar burung yang menjadi kesayangan kita bisa mengeluarkan lebih banyak variasi lagu dan nada. namun apakah 
Tujuan dari memaster burung adalah melatih burung khususnya burung yang menjadi kesayangan kita agar bisa mengenal lebih banyak suara burung – burung lain dan agar suara burung yang kita master akan menjadi lebih bervariasi dan kaya dengan suara bermacam-macam burung baik itu dari segi ngeroll ataupun tembakannya. Namun apakah masuk tidaknya suara burung masteran tersebut tidaklah lepas dari kecerdasan burung yang akan kita master dengan burung lainnya, ada beberapa burung yang sulit untuk dimaster atau menirukan burung lain bahkan tak sedikit pula burung yang dengan kecerdasannya meniru suara burung lain.
Diantara burung – burung yang rutin di masterkan dengan suara burung lain diantaranya adalah :  Trucukan, Pentet, Murai Batu, Cucak ijo, Kacer dan branjangan dan karena kecerdasannya merekam suara , burung jenis ini sering kemasukan suara tanpa tidak sengaja . namun apabila suara yang terekam tersebut adalah suara yang tidak diharapkan tentulah akan menurunkan kualitas dari burung tersebut. 
Dan biasanya para kicauan mania akan memaster ulang burung mereka disaat burung mereka mulai terlihat dalam kondisi mabung / rontok bulu, nah pada saat burung dalam keadaan rontok bulu itulah pemasteran ulang bisa diterapkan dan juga pada saat itu kondisi burung sedang mengalami penurunan sehingga suaranya pun terganggu dan alangkah tepatnya jika sewaktu proses rontok hingga tumbuh bulu berlangsung  kita mulai pemasteran burung tersebut  walaupun  kadang hasil pemasteran tidaklah seperti yang kita harapkan karena siburung bisa stress, macet bahkan bisa menjadi burung yang rusak sekali lagi perawatan burung yang sedang rontok bulu memang membutuhkan penanganan khusus dan lebih dari kita sebagai pemilik burungnya
Pemasteran tidak hanya mengisi suara nada burung tapi juga dilihat dari irama , tembakan dan karalteristik suara dari burung yang akan kita master. Pemasteran yang baik akan menghasilkan burung yang mampu bersuara bervariasi tanpa mengulang-ulang lagunya, suara yang tinggi dan kencang, serta tembakan – tembakan / cerecetan khusus yang biasa kita dengar pad burung sejenis cucak jenggot, kapas tembak dan ciblek ( oleh karena itulah jenis – jenis burung ini sangat populer di kalangan kicaumania sebagai burung master untuk burung murai batu dsb ). 

Tahapan pemasteran dibagi menjadi beberapa cara dan tekhniknya diantaranya :
- Pemasteran dengan burung lain.
- Pemasteran dengan suara dari kaset / CD / Handphone dengan fasilitas mp3
- Pemasteran dengan perangkat elektronik
Jika kita sudah mengamati dan mengenal sifat nada dan karakter suara dari burung yang
akan kita master barulah kita memilih burung masteran yang sesuai dengan karakter suara burung kita. Jangan sampai si burung yang akan kita master tidak memiliki kesamaan karakter suara maka akibatnya suara burung tersebut akan sulit dicerna oleh burung yang kita masterkan tersebut.  Sepreti misalnya jika kita memaster burung kenari maka yang pertama kita pilih sebagai burung masterannya adalah burung blackthroat hal ini dikarenakan suara burung tersebut memiliki karakter dan irama yang sama dengan burung kenari juga bisa memaster kenari dengan burung ciblek hal ini karena karakter suara burung ciblek hampir mirip dengan burung kenari terlebih dalam suara tembakannya.
Selain dari suara tembakan para kicau mania juga sering memaster burung berdasarkan variasi speed ( kecepatan suara ) yang rapat, karena hal ini akan berdampak pada kualitas burung tersebut dari segi penilaian juri – juri di setiap lat-beran ataupun menjadikan burung tersebut menjadi lebih gacor. Dan sebagai variasi terakhir bisa dicari suara burung yang memiliki irama mengayun / beralun-alun , mendayu dan meliuk-liuk , karena dengan lengkapnya varias I suara tersebut emmebuat siburung mudah ngeroll dan tanpa mengulang-ulang lagunya  serta melantun indah dengan diselingi tembakan dan speed yang rapat.

Untuk posisi pemasteran yang baik bisa dilakukan dengan cara membuat burung yang kita master merasa nyaman dan tidak terganggu oleh suara apapun hal ii bisa dengan cara menutupi sangkarnya dengan kerodong atau meletakan si burung di tempat yang teduh dan tenang dengan burung masteran berada tepat diatasnya, hal ini agar suara burung masteran terdengar lebih jelas dan juga si burung master tidak akan bis melihat burung masterannya. Ada juga yang menerapakan dengan cara memaster burung secara bersampingan namun dalam hal ini harus diperhatikan jarak antara siburung jhjangan sampai berdekatan dan lebih bagus lagi jika siburung yang akan kita master sangkarnya ditutup dahulu dengan kerodong agar si burung tidak melihat sumber suara, karena biasanya si burung akan tidak mau merekam suara burung yang terlihat oleh dirinya. 
Pemasteran dengan perangkat elektronik.
Pemasteran dengan CD ataupun perangkat elektronika lainnya bisa diiblang termasuk yang paling mudah dan murah, karena dengan hanya bermodalkan perangkat tersebut kita sudah memiliki puluhan bahkan ratusan suara-suara burung kicauan, bayangkan jika kita menggunakan burung – burung asli tentulah hal ini akan menambah biaya hanya untuk memaster seekor burung.
Namun yang harus diperhatikan disini adalah kualitas suara dari apapun jenis perangkat elektronik kita baik itu CD, MP3 ataupun perangkat elektronik lainnya, kualitas suara harus jernih tidak ber noise dan juga terdengar kencang diperangkat kita ( tape/speaker) dan tidak ngebass ataupun treeble ( standar) hal ini agar si burung mampu merekam suara dengan baik dan tidak terganggu suaranya ooleh suara-suara noise ataupun suara jelek yang terekam oleh perangkat itu tadi. 
Tekhnik pemasteran menggunakan media elektronik : simpan perangkat elektronik anda dengan jarak kurang lebih 5-7 meter dari kandang dengan volume suara standar. 

Kesimpulan :
Apapun jenis pemasteran yang akan kita terapkan pada burung kita yang harus perhatikan adalah karakter dari suara burung yang akan kita master harus sesuai dengan suara burung masteran kita.


Sumber :  http://www.agrobur.com