Senin, 27 Oktober 2014

Pentingnya Menjaga Rawatan Murai Batu Dimasa Mabung

Murai Batu Mabung (Foto: ist) 

Saat burung mabung (molting/ngurak) menjadi saat-saat yang menjemukan bagi para pehobi burung berkicau, sebab dari mulai rontok bulu pertama sampai tuntas pergantian bulu baru, bisa memakan waktu sekitar 3 bulan. Belum lagi tambahan waktu satu sampai dua bulan untuk proses pengeringan bulu baru.
Nah bagi pehobi burung lomba, tentu terasa berat sebab timbul rasa kehilangan karena tidak bisa lagi membawa sang burung jagoannya ke lapangan. Tapi masa mabung juga sekaligus merupakan saat yang ditunggu tunggu, sebab ini kesempatan yang baik untuk menyeting ulang seekor murai batu untuk membuat performanya di lapangan jauh lebih baik dari masa sebelumnya.
Proses mabung atau molting merupakan siklus alami yang harus dialami oleh seekor burung. Biasanya hal ini terjadi setahun, tergantung jenis burung dan tata cara pergantian bulunya. Di alam aslinya proses mabung terjadi pada saat makanan berlimpah di hutan, sehingga murai batu secara naluri siap untuk melakukan pergantian bulu dan dilanjutkan dengan proses perkembangbiakkan.
Tetapi untuk murai batu yang dipelihara dari hasil penangkaran, terkadang siklus mabungnya menyimpang dari pola mabung murai hutan, bisa saja lebih cepat atau bahkan lebih lambat, tergantung pada pengaturan pola makanan. Tetapi secara umum pergantian bulu terjadi satu kali dalam setahun.
Pada masa mabung, kondisi murai batu dalam suasana tenang jauh dari suara bising. Jika kita tidak memiliki tempat khusus, murai batu harus di-full krodong pada saat mabung. Tetapi, jika kita punya ruangan khusus maka krodong boleh digunakan setengah dan full saat malam saja.
Selama masa mabung, hindari angin kencang, cuaca dingin, panas berlebih, serta udara yang pengap sehingga kita perlu hati-hati mengatur penggantangan dan penempatan burung. Gunakan satu tangkringan saja agar burung tidak terlalu aktif bergerak
Selain itu harus tetap dijaga kebersihan sangkar, pakan dan minum serta kebersihan EF yang digunakan. Bersihkan sangkar dan ganti pakan dan minum setiap hari saat pagi hari sebelum mandi dan penjemuran.
Untuk masalah mandi bisa tetap dilakukan, sebab mandi berguna untuk membersihkan kotoran yang ada pada bulu, terutama sisa sisa zat lilin yang masih melekat namun jangan dipaksakan. Jangan pernah memandikan burung dengan cara di semprot jika kita tidak pandai menggunakan dan mengatur cara penyemprotan yang benar.
Sementara penjemuran dilakukan mencukupi kebutuhan vitamin D dan menghindari parasit yang biasanya menempel pada bulu burung, tetapi intensitas dan lama penjemuran diminimalkan.
Jangan lupa cukupi kebutuhan nutrisi dengan memperbanyak extra fooding (EF), jangkrik, belalang, kroto dan sebagainya. Pemberiannya harus konstan namun tidak berlebihan.
Selama proses mabung, hindari timbulnya rasa iseng yang tidak perlu, seperti misalnya memancing murai batu dengan murai batu lain untuk fight (trek/tempel) atau juga menangkap dengan tangan. Sebab ini membuat proses mabung terganggu dan akhirnya bulu baru yang tumbuh menjadi tidak sempurna. Selamat mencoba.

Sumber :  http://mediabnr.com

 

Menghadapi Kacer yang Terlalu Birahi


(Foto: ist)Sering kita jumpai burung kacer ketika dilombakan mengalamai masalah. Entah itu tidak bunyi atau mbagong. Ada juga yang mengalami kacer yang terlalu birahi pada saat dilombakan. Kacer yang terlalu birahi akan mengurangi performa ketika dilombakan. Bila kita mendapati tingkah kacer sering bergerak ke samping sangkar sambil mematuk sangkar (ngeruji) atau biasanya beringkah tidak bunyi samasekali (mbagong) maka kacer tersebut mengalami over birahi.
Untuk mengurangi birahi pada kacer, ada hal yang harus diperhatikan dan dilaksanakan yaitu mengubah pola perawatan seperti porsi mandinya ditambah, porsi jemur dikurangi dan porsi tengger ditambah. Untuk porsi EF kita bisa mengurangi porsinya secara bertahap dari kebiasaan misalnya porsi jangkrik dikurangi tiap hari 1 ekor. Sampai kondisi birahi kacer berkurang, tentunya pengurangan porsi jangkrik harus dihentikan. Untuk pemberian kroto, sementara porsinya bisa dihentikan saja. Jika penampilan kacer masih kurang optimal, bisa dicoba pemberian menu jangkrik dihentikan dan menu wajibnya diganti dengan kroto dimulai dari porsi sedikit kemudian ditambah secara bertahap. Dengan cara ini biasanya cukup manjur dan terbukti oleh para kacermania.
Kacer yang kondisinya terlalu birahi lebih baik untuk sementara waktu diistirahatkan atau diasingkan saja dulu. Kalu bisa dimasukkan ke dalam kandang umbaran dengan mengontrol porsi EF nya sampai kondisi normal kembali. Jangan ikutkan lomba dulu karena untuk menangani kacer dibutuhkan kesabaran.


Sumber :  http://mediabnr.com

Senin, 20 Oktober 2014

Tips menyiapkan kacer agar siap lomba

Para pemilik kacer yang suka berlomba pasti berharap jagoannya bisa tampil maksimal dan memiliki mental bertarung yang baik, termasuk tidak mudah mbagong saat dilombakan. Semua itu hanya bisa diperoleh melalui perawatan harian dan jelang lomba secara tepat dan kontinyu. Berikut ini tips menyiapkan kacer agar siap lomba, khususnya melalui pengaturan pakan.
Menyiapkan kacer lomba
Menyiapkan kacer agar siap lomba bisa 
dimulai dari pengaturan pakannya.
Merawat burung kacer agar tampil maksimal sebenarnya mudah dilakukan, yaitu dengan memberikan perawatan harian secara rutin, termasuk menyediakan pakan tambahan (EF) yang kaya protein.
Pakan tambahan yang kaya protein seperti jangkrik menjadi menu wajib yang selalu ada setiap hari. Makin tinggi kadar protein yang dikonsumsinya, makin “beringas” pula karakter burung tersebut. Kondisi itulah yang dapat memicu birahinya sehingga burung menjadi lebih rajin bunyi (gacor) dan akan memiliki sifat lebih agresif daripada biasanya.
Karena itulah, banyak penggemar yang senang bereksperimen dalam memperoleh setelan yang pas, terutama porsi jangkrik dalam perawatan harian maupun perawatan menjelang lomba.
Berikut ini cara menyiapkan kacer agar menjadi burung yang lebih siap ketika dilombakan:
  • Pagi dan sore hari, kacer hanya diberikan jangkrik sebanyak 2 ekor saja. Pemberian jangkrik yang sedikit ini sengaja dilakukan agar burung tidak terlalu agresif dan membuang energinya untuk sesuatu yang tidak penting. Contohnya berkicau pada siang hari, atau menjadi galak pada burung lain maupun pemiliknya lantaran terlalu birahi.
  • Pemberian jangkrik yang sedikit tentu tidak dianjurkan bagi Anda yang memelihara kacer sebagai burung rumahan. Jika ingin mempunyai kacer yang rajin bunyi setiap harinya, pemberian jangkrik minimal 5 ekor pada pagi dan sore harinya.
  • Porsi kroto 1 sendok teh, dan diberikan selama 1-2 kali seminggu. Kroto bermanfaat sebagai tambahan energi untuk mendongkrak stamina burung.
  • Sehari menjelang lomba ( H-1) atau sore hari menjelang matahari terbenam, kacer diberi jangkrik dengan porsi  lebih dari 10 ekor. Beberapa penggemar bahkan memberikan jangkrik hingga 50 ekor agar burung tampil lebih maksimal keesokan harinya.
  • Setelah itu, burung dikerodong dan dibiarkan beristirahat. Tapi malam harinya, kacer diberikan mandi malam untuk mencegah over birahi saat akan dilombakan.
Adapun perawatan lain sebelum burung digantang tergantung dari karakter burungnya. Ada kacer yang tetap dikerodong dan baru dibuka saat mau digantang, ada pula yang memberikan pisang dan 1 ekor jangkrik, serta ada juga yang dicas sesama peserta atau dengan kacer betina. Sekali lagi, semuanya tergantung karakter burung.
Burung kacer akan menjadi lebih siap untuk dilombakan setelah mengatur kondisi birahinya
Kacer lebih siap dilombakan jika dilakukan 
pengaturan kondisi birahinya
Yang terpenting dalam memelihara burung kacer untuk lomba adalah menjaga birahi mereka tetap stabil, terutama selama 6  hari sebelum dilombakan untuk meredam emosi dan agar burung tidak terlalu banyak mengeluarkan energinya. Burung baru dibuat birahi menjelang saat-saat akan dilombakan, yang biasanya dilakukan pada H-1.


Sumber :  http://omkicau.com

Minggu, 05 Oktober 2014

Menyiapkan burung kacer untuk kontes

Burung kacer sudah menjadi burung favorit kicaumania di seluruh Indonesia. Burung yang terkenal dengan gaya ngobranya ini pun banyak dipelihara untuk tujuan dilombakan. Akan tetapi meskipun burung kacer termasuk jenis burung figther atau teritorial, namun tidak semua individu burung bisa dilombakan karena untuk itu dibutuhkan beberapa kondisi yang membuat burung tersebut siap untuk bertarung.



Ketika burung yang tidak siap lomba dipaksakan untuk bertanding maka akibatnya bisa menjadi sangat fatal, yaitu burung akan ngedrop dan pada kasus terparah burung akan mengalami kondisi yang kita sebut sebagai Mbagong permanen!, nah kalau sudah begitu burung kacer tersebut hanya akan menjadi burung rumahan saja yang dipelihara untuk didengarkan suara kicauannya.

Berikut ini adalah beberapa kondisi yang wajib diperhatikan sebelum burung tersebut dilombakan.  

1. Mental burung 

Mental burung kacer adalah senjata utama yang bisa membuat burung tersebut mau bertahan dan terus menampilkan gaya dan suaranya selama lomba berlangsung. Mental berkaitan erat dengan perawatan hariannya, termasuk seringnya burung tersebut dilatih tanding dengan burung yang masih muda atau burung yang berkarakter buruk untuk tujuan membangkitkan mental dari kacer tersebut. 

Setelah burung memiliki mental yang ditandai dengan semakin beraninya burung tampil dihadapan lawannya, maka perawatan selanjutnya adalah menjaga karakter burung tersebut dengan perawatan yang rutin dan teratur yang tidak berubah-ubah.


2. Stamina Burung 

Menjaga stamina burung adalah salah satu faktor untuk meraih kemenangan dalam sebuah lomba, burung yang kurang stamina maka cenderung tampil pada awal-awalnya saja sedangkan di pertengahan mereka kebanyakan kehabisan energinya dan lebih banyak diam atau berjalan naik turun tangkringan. 

Stamina harus dijaga dengan memberikan pakan tinggi nutrisi, vitamin, olahraga, dan tidak mempertemukan dengan burung lain ataupun mendengarkan suara burung lain sebelum burung dipersiapkan untuk lomba 

3. Kebersihan sangkar 

Tidak bisa dipungkiri, kebersihan sangkar bisa menentukan sifat kacer sewaktu dilombakan. Sangkar yang kotor dengan sisa-sisa makanan berserakan di dasar sangkarnya maka akan membuat burung kacer akan mengalihkan perhatiannya dengan memunguti makanan di lantai dasar. Hal itu pasti dilakukan oleh kacer yang merasa terpojok oleh lawan sebagai upaya pengalihan perhatian. 

Jika sangkar bersih maka burung akan terus bertahan meski digempur oleh lawan-lawannya, karena itulah menjaga kebersihan sangkarnya adalah syarat wajib sebelum burung digantang. 

4. Ukuran sangkar 

Tempatkan burung dalam sangkar yang cocok bagi mereka. Sangkar yang terlalu besar cenderung membuat burung bertingkah nakal ketika sedang bertanding, sedangkan sangkar yang terlalu kecil cenderung membuat burung lebih banyak diam di dasar sangkarnya. 

5. Bentuk tenggeran 

Gunakan tenggeran yang kuat, tidak goyah dan kaki burung bisa mencengkeram dengan jari belakang yang melingkar ke depan dan jari depan tetap berada di atas. Jika jari-jari mereka mencengkeram dengan melingkari tenggeran itu artinya tenggeran terlalu kecil bagi burung dan biasanya gaya burung tidak akan bertahan lama karena selalu tubuhnya yang selalu goyah. Namun jika semua jari-jari burung berada di atas itu artinya tengeran terlalu besar dan burung tidak akan nyaman berada di atasnya. 

Berikan tenggeran yang tepat dengan posisi jari yang bisa mencengkeram 75-80% tenggerannya. Karena dengan begitu mau bergaya apapun kaki burung tetap kuat bertahan di tenggerannya. Gunakan pula tenggeran yang mempunyai permukaan kasar dan tidak licin, misalnya dari ranting pohon asem, atau menggunakan tenggeran kayu yang dipahat selain itu jangan biasakan menggunakan tenggeran permukaan yang seperti amplas karena tenggeran seprti itu jika terus digunakan bisa memberi dampak yang kurang baik bagi burung. 

6. Tempat makan dan minum 

Untuk mencegah burung kacer tidak fokus sewaktu bertanding, banyak penggemar yang mengangkat tempat makan dan tempat minum sebelum burung digantang.  


Sumber :  http://www.agrobur.com/