Senin, 30 Juni 2014

Membedakan Jenis Kelamin Dan Merawat Cucak Jenggot



Untitled-1Ciri-ciri Cucak Jenggot Jantan :
1. Postur tubuh  jantan cenderung lebih panjang dan lenjang,
2. Bentuk kepala tampak besar dengan bentuk paruh yang lebih panjang dan tampak kokoh,
3.Leher cenderung lebih besar dan panjang serta tampak kekar. Ketika melenggok hanya lehernya saja tidak disertai dengan  pergerakan badannya.
4. Ekor cenderung lurus satu garis dengan tengkuk dan punggung dalam berbagai posisi. Baik dalam posisi tenang maupun sedang berkicau.
5. Lingkar mata cenderung lebih besar dan tampak liar.
6. Rentang sayap keseluruhan bisa mencapai 32 – 33 cm, dngan panjang ekor mencapai 9 – 10 cm.
7. Tulang supit lebih rapat.
8. Kicauan  jantan lebih bervariasi atau  tidak monoton, sebagian besar variasi kicauannya dilantunkan dalam bentuk griwikan, akan tetapi dalam volume full kicauannya hanya sebatas besetan saja.
9. Perilaku Cucak Jenggot jantan, akan membusungkan dadanya ketika melihat atau di pertemukan dengan cucak jenggot lainnya.
Sedangkan ciri-ciri Cucak Jenggot betina :
1. Postur tubuh cenderung lebih pendek dan tampak buntat atau bulat.
2. Bentuk kepala cenderung lebih kecil dengan bentuk paruh agak pipih.
3. Lingkar mata tampak lebih kecil.
4. Bentuk leher agak pendek dan ketika  melenggok selalu disertai pergerakan tubuhnya.
5. Bentuk ekor tampak lebih pendek dan tampak melengkung mendekati tangkringan, terlebih ketika dalam posisi tenang atau tidur.                                                                                              Rentang sayap keseluruhan hanya mencapai 28 – 30 cm, dengan panjang ekor hanya 7 – 8 cm.
6. Tulang supit lebih renggang, terlebih lagi kalau cucak jenggot betina tersebut pernah bertelur.
7. Kicauan cenderung monoton, hanya saja sebagian besar variasi isiannya dilantunkan dalam  volume yang full.
8. Jika dalam usia matang, betina akan bertelur, terutama jika diberi Extra Fooding yang berlebih.
Cucak-Jenggot-Ronggolawe 
Adapun cara perawatan Cucak jenggot yang banyak di terapkan, adalah sebagai berikut :
1. Diawali dari pemilihan jenis kelamin, namun untuk kali ini berbeda, jika untuk kebanyakan jenis burung lain yang rajin adalah burung jantan namun untuk Cucak Jenggot justru yang betina, seperti halnya Love Bird juga yang lebih rajin adalah yang betina.
2. Mandikan burung setiap pagi sekitar jam 7-8an dengan menggunakan sprayer atau di masukan kandang tempat mandi khusus, dan ke dalam air mandinya di campurkan shampo
Merk JATI JAJAR dengan perbandingan 2 tutup shampo untuk 1 liter air mandinya. Sekalian membersihkan kandang, ganti air minum dan tambah makanan
3. Jemur selama kurang lebih 1-2 jam
4. Setelah dijemur, tambahkan vitamin merk EbodVit ke dalam air minumnya
5. Sediakan makanan buah-buahan seperti pisang kepok, pepaya dan juga buah lainnya yang diolesi madu, dan tambahkan voer yang berkualitas merk Ronggolawe
6. Berikan Extra Fooding berupa jangkrik setiap pagi dan sore 3 – 5 ekor, selingi dengan ulat hongkong cukup satu sendok makan untuk 2-3 hari sekali, dan berikan juga kroto sebanyak 1 sendok teh
7. Lakukan pemasteran suara sesuai selera dan yang sesuai untuk masteran Cucak jenggot (Contoh : suara burung Gereja tarung, jalak suren, Cililin, kenari, Ciblek dan lain-lain)
8. Sedikit tambahan, bahwa tips di sini tidak mutlak harus dilakukan secara persis karena terkadang stelan perawatan tergantung kebiasaan si burung itu sendiri.

Perawatan murai batu mabung ala SKL BF



Burung murai batu yang mendekati masa mabungnya akan terlihat dari penampilan bulu-bulunya yang sudah mengering. selain itu juga bisa terlihat dari perubahan perilaku yang mencolok, yaitu lebih sering berdiam diri dengan leher yang ditekuk sehingga terlihat seperti burung yang sedang sakit, tetapi perbedaannya adalah nafsu makan mereka tetap sama dan tidak ada perubahan, juga kotoran burung yang tetap terlihat bagus ( keras dan tidak berair atau berak kapur ). ciri yang paling umum adalah burung murai batu tersebut jarang berkicau.

Jika kita melihat hal tersebut terjadi ( tanda burung mau mabung ) pada burung murai batu dirumah, maka tindakan yang paling dianjurkan adalah memberikan full kerodong pada murai tersebut dan untuk sementara selama proses mabung berlangsung burung tidak dimandikan ataupun di jemur, sambil tetap dipantau perkembangan kesehatannya.

Lalu, bagaimana perawatan mabung yang sudah dilakukan oleh Shakila Bird Farm (SKL BF) ini, silahkan simak langkah-langkahnya seperti yang tertulis di website SKL BF.

Langkah-langkah yang biasa dilakukan adalah :
  • Memberian Full Kerodong
  • Jika memungkinkan pisahkan burung dari keberadaan burung sejenis ataupun suara burung sejenis agar proses mabung tidak terganggu 
  • Berikan pemasteran ulang , karena saat-saat mabung inilah burung akan lebih banyak terdiam dan pendengaran mereka serta daya ingat mereka akan menjadi lebih tajam selama masa mabung, jadi bisa kita manfaatkan dengan menyempurnakan isian murai batu tersebut.
  • (Maaf ini versi kami dan siburung mau makan voer) Kami STOP untuk sementara dengan pemberian krotonya. Kroto salah satu EF yang memiliki kandungan nutrisi tinggi terutama  proteinnya. Praduga kami kroto bisa menghambat proses mabung siMB, maksudnya tidak lain supaya ambrolnya bagus brol begitu. Juga menghindari overwight karena selama mabung otomatis siburung seolah-olah kita sekap alias tidak banyak aktivitas didalam sangkarnya.
  • Lain halnya dengan di habitatnya yang masih harus terbang kesana kemari untuk memenuhi kebutuhan makannya sehingga masih dibutuhkan nutrisi untuk asupan kalorinya. Sekalian untuk menetralisirkan tubuhnya dari segala macam bentuk doping, meskipun kroto masih termasuk kategori doping ringan.
  • Pemberian kroto mulai diberikan lagi apabila bulu ekor sudah jatuh semua dan mulai tampak bulu ekor yang barunya, kira-kira 0,5 cm.
  • Pemberian jangkrik kita turunkan, misalnya awalnya pagi 5 ekor dan sore 5 ekor menjadi 3 ekoran saja. Kalau setingan harianya sudah masing-masing 3 ekor jangan diturunkan lagi.
  • Hindari pemberian ulet Hongkong selama proses mabung, jadi cukup jangkrik dan voer saja, DIJAMIN tidak akan mati dengan penyebabnya kekurangan makanan.
  • Ada yang bertanya, “Lho Om nanti burungnya bisa ngedrop?”, justru itu yang kita harapkan agar proses mabung/turun bulunya bisa lebih cepat. Logikanya dengan perubahan menu makanan yang drastis diharapkan metabolisme burung terganggu sehingga kondisi bulu yang sudah kering/tua diharapkan akan ambrol.
  • Sangkar dibersihkan cukup setiap 4 hari sekali, air minum perlu diganti setiap hari.
  • Usahakan jangan sering sering melihatnya karena MB yang sedang menjalani proses mabung membutuhkan ketenangan yang full.
  • Kapan boleh memandikan MBnya? Selama bulunya masih lagi ngerotokin lebih baik jangan dimandikan dulu supaya proses mabungnya berjalan lebih cepat selain itu biasanya siburung juga tidak mempubyai selera untuk mandi karena kondisinya lagi kurang fit.
  • Kami mulai memandikannya jika ekor barunya sudah mulai tumbuh panjang sekitar 5 cm, itupun hanya 1 minggu sekali saja dan melihat kondisi burung serta cuaca juga.

Salah satu yang harus diperhatikan adalah, bahwa pada saat burung mabung, mereka membutuhkan asupan nutrisi yang banyak yang sayangnya tidak bisa didapatkan secara maksimal pada burung-burung yang berada didalam sangkar, oleh karena itulah pemberian multivitamin tambahan wajib diberikan pada burung untuk membantu mereka mengatasi masa mabung dengan sempurna. 


Sumber : http://www.agrobur.com

Kapan Burung Murai Siap di Lombakan



Bagaimana ciri ciri muray batu yang sudah siap lomba? itu pertanyaan yang sering diajukan di forum komunitas burung disebuah jejaring sosial, sebelumnya mari kita mengetahui lebih dahulu bagaimana karakter dari burung muray batu ini. Murai batu ( copychus malabaricus) adalah salah satu keluarga dari jenis Turdidae atau sikatan dan jenis ini termasuk salah satu jenis burung yang mampu berkicau dengan merdu, berirama dan penuh variasi dengan suaranya yang khas.
Tidak hanya itu murai batu juga dikenal karena gayanya yang atraktif dan memukau terlebih dengan naluri tempurnya yang selalu berkobar koba.
Murai batu yang sudah siap dilombakan bisa dikenali dengan ciri ciri sebagai berikut:

1. Usia harus sudah mapan, dengan begitu mentalnya pun bisa stabil dan sifat fighternya tinggi, usia yang siap lomba minimal 2 tahun
2. Gayanya yang mulai ngeplay dengan kepala keatas penuh kewaspadaan, energik dan sangat sensitif terhadap suara suara yang mengganggu,
3. Murai Batu lebih dominan dengan suara yang berulang (ngeban) dengan intonasi yang kuat, keras sampai terlihat tubuhnya bergetar sewaktu berbunyi.
4. Murai Batu terdengar rajin mengeluarkan suara suara isian dengan intonasi keras saat mendengar suara suara aneh.
5. Murai batu terbiasa dengan suasana keramaian, karena seperti halnya kacer ada juga muray batu yang gacor dirumah tetapi begitu dibawa ke lapangan malah membisu tidak mau bunyi.
6. Bentuk fisik terlihat proporsional, tidak gemuk dan tidak kurus.
murai batu sudah terbiasa dibawa trek dengan burung murai lainnya dengan jumlah lebih dari tiga burung, agar burung tidak demam panggung begitu dibawa ke arena lomba dengan peserta yang banyak dan juga tidak terlalu galak.
7. Kotoran yang terlihat kecil dan kering, serta sering disertai adanya muntahan kering bekas makanannya. 











Dengan melihat ciri dan kondisi seperti diatas, burung murai batu bisa dikatakan sudah siap untuk dibawa ke lapangan, mengenai aksi dan penampilannya tentu saja tergantung dari rawatan kitanya. semoga bermanfaat.

Sumber :  http://www.agrobur.com

Minggu, 29 Juni 2014

Lomba Burung Berkicau, Minggu, 6 Juli 2014, di Arena Lomba Burung Berkicau POLDER AIR HITAM, Samarinda


Merawat lovebird muda agar siap lomba

Beberapa waktu lalu harga jual lovebird memang sempat mengalami penurunan, dan hal tersebut dimanfaatkan oleh banyak kicau mania dengan mencoba membeli dan  memelihara burung lovebird sebelum harganya kembali stabil. Sebagian para penggemar burung lovebird ini memeliharanya untuk tujuan lomba atau sekedar klangenan, namun tidak sedikit pula penggemar burung ini yang mengaku belum mengetahui bagaimana cara menjadikan burung lovebird miliknya menjadi lebih aktif dan rajin bunyi. 

 

Nah, untuk panduan bagi anda yang baru saja membeli dan memelihara burung lovebird, berikut beberapa tips seputar perawatan lovebird muda agar rajin bunyi.

Untuk burung lovebird yang masih berusia muda atau yang berusia di bawah 4 bulan pada umumnya mereka masih dalam tahap belajar bersuara. Secara umum burung lovebird yang masih dalam usia tersebut biasanya sudah memiliki kemampuan untuk bersuara ngekek, namun masih belum maksimal dan cenderung dibawakan dengan terbata-bata, hal tersebut masih dianggap wajar, karena setelah berusia lebih dari 5 bulan atau setelah dewasa, burung akan menggunakan suara kicauannya itu untuk mendapatkan perhatian dari burung betina yang akan menjadi pasangannya.

Tugas kita jika memiliki burung lovebird yang masih muda adalah dengan memberikannya pelatihan agar burung tersebut memiliki stamina yang cukup dan terpancing untuk lebih rajin berbunyi. Beberapa cara yang biasa dilakukan oleh para penggemar lovebird adalah :

Rutin memandikan burung hingga basah kuyup

Memandikan burung lovebird hingga basah kuyup dipercaya bisa meningkatkan stamina burung yang bisa membuatnya lebih rajin berbunyi dengan suaranya yang panjang. Memandikannya juga tidak sembarangan dan harus disesuaikan dengan kebiasaan yang berlaku di kalangan lovebird mania. Salah satu tips memandikan burung lovebird hingga basah kuyup adalah sebagai berikut:
Pada pagi hari sekitar pukul 07:00 burung tersebut disemprot hingga basah menggunakan semprotan mandi atau sprayer, atau menggunakan karamba atau bak mandi jika burung terbiasa mandi di karamba atau bak mandinya, yang terpenting di sini adalah burung harus benar-benar dalam kondisi basah kuyup.
Setelah itu burung dijemur hingga pukul 10:00 siang, sampai kemudian burung itu diangin-anginkan hingga beberapa waktu (5-10 menit).
Semprot kembali burung hingga basah kuyup dan dilakukan penjemuran hingga pukul 12:00 siang.
Setelah penjemuran burung kembali digantung di tempat yang teduh atau tempat yang biasanya, dan selama burung bersantai hingga sore hari anda bisa memberikan pemasteran dengan cara memutarkan suara rekaman burung atau menggantung burung masteran tidak jauh dari sangkarnya.
Dengan rutin melakukan tindakan-tindakan tersebut di atas pada burung lovebirdnya, maka dalam beberapa hari atau minggu akan di peroleh kemajuan dari burung tersebut, misalnya menjadi lebih aktif dan lebih rajin berbunyi.

Memberikan pakan yang tepat

Selain faktor latihan seperti yang disebut di atas tadi, ada faktor lain yang juga mempengaruhi kondisi dari burung, yaitu makanan yang tepat. Untuk burung lovebird yang masih muda, pemberian makan di usahakan agar lebih bervariasi, baik dari pakan biji-bijian yang biasa dikonsumsi burung seperti milet putih, pada kali ini bisa ditambah dengan pakan biji-bijian lain yang variatif, misalnya memberikan makanan milet yang terdiri dari campuran milet merah dan putih, hemp seed, pellet, kuaci dan sebagainya.


Jika burung hanya diberikan pakan milet putih saja, maka burung cenderung mengalami kegemukan selain itu dengan pakan yang seimbang, maka secara langsung kita telah berusaha untuk memenuhi kebutuhan nutrisi dari burung tersebut.

Selain biji-bijian pakan lain yang turut mendukung adalah buah dan sayuran. Untuk burung lovebird yang masih muda, pakan sayuran seperti kangkung, tauge dan jagung muda bisa membantu meningkatkan birahi mereka, sehingga burung lebih cepat dewasa dan rajin berbunyi. Pakan tersebut bisa diberikan dengan cara bergantian setiap harinya.
Sedangkan untuk buah-buahannya bisa diberikan setiap satu - dua kali seminggu saja.

Faktor pendukung lainnya

Faktor pendukung yang bisa membuat burung lovebird muda menjadi lebih rajin berbunyi adalah kebersihan dan kesehatan. Dua hal tersebut cukup berkaitan, jika sangkar harian yang digunakannya selalu kotor maka burung cenderung mudah mengalami sakit. Biji-bijian yang terjatuh dan mengumpul pada bagian dasar dari sangkarnya apalagi jika menyatu dengan air dan kotorannya kemungkinan besar akan menjadi sarang bagi bakteri atau tungau yang bisa mengganggu kesehatan dari burung tersebut.
 
Selain itu faktor pendukung yang juga harus menjadi pertimbangan dalam merawat burung paruh bengkok adalah pemberian vitamin. Karena burung paruh bengkok dan juga burung pemakan biji-bijian dikenal memiliki kebutuhan yang tinggi terhadap mineral dan vitamin, sehingga dengan menyediakan keduanya kita secara langsung telah menjaga stamina burung agar tetap fit dan aktif yang akan merangsangnya untuk terus-terusan berkicau dengan rajinnya. Untuk burung jenis lovebird anda bisa memberikan suplemen vitamin seperti BirdMineral, yang bisa anda dapatkan di agen-agen omkicau terdekat.

Itulah beberapa hal yang bisa memancing dan membuat burung lovebird muda akan menjadi lebih aktif dan rajin berbunyi. Sehingga setelah berusia dewasa atau berusia di atas 5 bulan, burung tersebut sudah siap untuk dilombakan.
Semoga bermanfaat

Sumber :  http://www.agrobur.com

Banyak pemain pemula tidak tahu penilaian lomba burung

ebagian kicaumania pemula masih bingung melihat jalannya lomba burung berkicau. Sebagian besar malu bertanya. Ada yang bawa gacoan, daftar, lalu gantang burung. Setelah lomba berjalan, dia melihat burungnya mendapat bendera kecil. Dengan bangganya dia nyeletuk, “Wah, burungku dapat bendera”. Tetapi dia bingung, burungnya masuk juara atau tidak. Daripada bingung, yuk ikuti artikel yang ditulis Om Agus Sanjaya, juri lomba asal Solo yang berpengalaman di berbagai daerah termasuk di Kalimantan Timur.

Agus Sanjaya
Om Agus Sanjaya (4 dari kiri) ketika menjadi juri di Polder Air Hitam Samarinda.
-
Banyak pertanyaan dari pemula soal lomba burung, yang susah diperolehnya di lapangan, terutama karena malu dianggap pemula. Selain contoh-contoh seperti di atas, ada kejadian di mana peserta sudah pulang terlebih dulu, padahal burungnya masuk 10 besar.
Ada juga peserta yang berani bertanya kepada peserta lain, apakah burung miliknya masuk daftar juara nggak. Yang ditanya pun balik bertanya, “Lha dapat koncer nggak? Kalau dapat koncer ya masuk”.
Meski pemula, kalau sudah menjadi peserta lomba burung berkicau idealnya harus faham mengenai tata penilaian lomba. Nah, bagi yang belum faham, berikut ini beberapa panduan singkat mengenai kriteria penilaian juri dalam lombaburung berkicau.
Setiap mengikuti lomba burung, pastikan bisa hadir sampai selesai, minimal setelah petugas panitia menempelkan rekap nilai. Di situ akan terlihat kelas yang diikuti, jumlah nilainya, dan sebagainya.
Biasanya, ada 6 juri yang bertugas, dengan nilai mentok yang diberikan juri adalah 38. Nilai mentok 38 yang diberikan juri terhadap burung-burung yang layak juara ini meliputi beberapa tahap berikut ini:
  • Juri akan menilai burung-burung yang bekerja di lapangan, kemudian diberi nilai awal 37.
  • Pada putaran kedua, juri mulai mengontrol lagi jika ada burung-burung yang masih stabil bekerja. Burung ini akan mendapatkan nilai 37,5.
  • Pada putaran ketiga, juri akan menilai apakah burung tersebut masih kerja dan memiliki keunggulan irama, lagu, volume, intonasi, dan lain- lain. Burung yang masuk kategori ini akan mendapat nilai 38 atau nilai mentok.
Kalau peserta ingin tahu gaconya masuk atau tidak, cek saja berapa nilai mentoknya, kemudian lihat dengan burung-burung lainnya.
Misalnya mentok 6 ada empat ekor, mentok 5 ada dua ekor, dan burung milik Anda mentok 4. Hal ini berarti burung milik Anda berhak menjadi juara 7.
Nah, untuk bendera koncer itu sendiri ada nilainya, tergantung dari pihak event organizer (EO) yang menyelenggarakannya. Misalnya, koncer A mendapat poin 30, koncer B poin 20, dan koncer C poin 10.
Terkadang ada peserta yang nggak tahu maksud dan berapa nilai yang didapatkannya.Jadi, pemula lomba burung perlu membaca peraturan lomba burung, agar tidak bingung.
Beberapa kriteria penilaian
Juri lomba burung
Juri menilai burung berdasarkan beberapa kriteria.
-
Dalam memberikan penilaian, juri-juri akan mengacu pada beberapa kriteria berikut ini:
  • Bernyanyi merdu:irama dan lagu yang dimiliki burung saat berkicau enak didengar di telinga juri.
  • Intonasi: bagaimana burung mampu membawakan alunannya secara naik-turun.
  • Variasi lagu: bagaimana isian / tonjolan burung.
  • Volume: meliputi  tebal dan tipis suara, kencang, sedang, dan kecil.
  • Stabilitas: burung berkicau secara kontinyu, tidak naik turun, tidak ngeruji (tidak menempel pada jeruji sangkar), alias burung nagen di tangkringan.
  • Gaya: bagaimana burung bisa bergaya saat berkicau, seperti meliuk-liuk, menari, buka ekor, geleng-geleng kepala, menoleh ke kiri-kanan secara harmonis, dan sebagainya.
  • Fisik: burung tidak memiliki cacat tubuh, kaki utuh, sayap utuh, mata juga melihat.

Beberapa kriteria penilaian inilah yang sering belum diketahui beberapa pemain pemula, terutama yang baru sekali atau dua kali datang ke lomba burung berkicau.
Namun, perlu juga diingat, detail kriteria penilaian di atas berbeda-beda antara jenis burung yang satu dan jenis burung lainnya. Masing-masing kelas memiliki pakem penilaian yang tidak selalu sama dengan kelas lainnya.
Misalnya kriteria penilaian lomba di kelas cendet jangan disamakan dengan kriteria penilaian di kelas lovebird. Begitu pula penilaian di kelas kenari jangan disamakan dengan penilaian di kelas murai batu.
NB: Secara bertahap, Om Agus Sanjaya berencana membuat artikel terkait penilaian lomba per kelas / jenis burung.
Agus Sanjaya
Om Agus Sanjaya siap menjelaskan 
penilaian lomba per jenis burung.
-
Terkadang ada pemain yang menganggap semua jenis burung memiliki kriteria penilaian yang sama. Saya pernah melihat kejadian seperti ini dalam beberapa lomba burung berkicau yang berujung pada protes / komplain. Padahal semua ini bermula dari ketidaktahuan pemain tentang kriteria penilaian lomba untuk jenis burung tertentu.
Masih banyak peserta yang melihat burung miliknya saja, tetapi tak melihat kinerja burung lain. Dia merasa burungnya sudah bekerja maksimal, bunyi terus sejak awal hingga akhir.  “Lho, burung saya kerjanya stabil, kontinyu sepanjang lomba. Kok bisa kalah,” kata sang pemain.
Perlu diketahui, juri bukan hanya melihat kinerja seekor burung saja, tapi juga kinerja semua burung yang menjadi peserta pada sesi yang sama. Selain itu, juri tak hanya menilai berdasarkan satu aspek saja misalnya kestabilan burung dalam berkicau, tetapi juga mengacu pada beberapa aspek lain yang telah disebutkan dalam kriteria penilaian di atas.
Penjelasan ini dalam konteks penilaian lomba secara fairplay, karena harus diakui tetap saja ada juri-juri nakal, yang kongkalikong dengan pemilik burung tertentu. Namun, masalah ini jangan digebyah-uyah bahwa semua juri lomba seperti itu. Masih lebih banyak juri yang baik daripada juri yang nakal.

-
Jadi, perlu difahami bahwa burung yang bunyi stabil dan kontinyu tidak selalu bisa memperoleh nilai mentok, sebab juri juga harus melihat  aspek lain seperti irama, lagu, intonasi, variasi lagu, gaya, dan sebagainya.
Burung yang bergaya istimewa pun belum tentu menang, karena harus dilihat pula aspek-aspek yang lain. Jadi, penilaian lomba burung itu bersifat holistik (menyeluruh), bukan hanya satu aspek saja.
Semoga penjelasan ini bisa membuat para pemain makin dewasa, mampu memahami aturan lomba secara lebih baik, bukan sekadar mengukur pada kinerja burungnya saja, tetapi juga melihat kinerja burung-burung lain yang menjadi rivalnya.

Sumber :  http://omkicau.com

Minggu, 22 Juni 2014

Kapan burung sudah siap dilombakan?



Kapan burung sudah siap dilombakan? dari gambar grafik dibawah ini kita bisa mengetahui kapan performa terbaik burung akan siap untuk dilombakan.







Masa Mabung ( Moulting Periode)
Masa mabung burung berjalan antara 3,5 Bulan kecuali ada hal lain maka masa mabung bisa lebih panjang lagi, Untuk rata rata dalam waktu 3-4 bulan burung sudah selesai mabung itupun tergantung perawatan yang kita berikan semasa mabung.

Masa Siap lomba (Ready For Contest)
Sekitar 6 bulan lamanya dimulai setelah bulan ke 3,5 sampai bulan ke 9 setelah burung melewati masa mabungnya, periode inilah saatnya burung bisa dikonteskan atau dilombakan dan ini tentu saja tergantung kesehatan dan karakter si burung yang berbeda beda. tapi kalau di rawat dengan baik bahkan ada juga burung jawara yang setelah selesai mabung pada bulan ke 4 (empat) langsung juara lagi.

Top Performance (Top Form Periode)
Masa ini dimulai pada bulan ke-6 sampe bulan ke-9, merupakan saat yang tepat untuk mengkontestkan burung kita.

Masa sebelum mabung ( Out of form before Molting periode)
Masa sebelum mabung, setidaknya dimulai bulan ke-10. Sebaiknya burung tidak dilombakan atau distirahatkan. Jadi ada 6 bulan dimana burung kurang vit, 3 bulan persiapan mabung + 3 bulan mabung. Peiode 3 bulan persiapan mabung, banyak burung yang masih jawara. Mereka benar-bener mengistirahatkan burungnya bila sudah mabung benar.Semoga bermanfaat . 

Sumber :  http://www.agrobur.com

Beberapa Permasalahan Burung Kacer

Beberapa permasalahan memang kerap terjadi pada burung kacer pada waktu dilombakan, beberapa diantaranya bahkan berhubungan dengan mental dan karakter dari burung itu sendiri, misalnya kacer yang langsung mbalon atau mbagong begitu mendengar suara kacer lain yang cukup keras. Beberapa diantara permasalahan - permasalahan kacer dilapangan ini akan kita bahas disini dengan tuntas lengkap dengan kemungkinan penyebab dan mengatasinya.



Dari sekian banyak masalah yang kerap dialami oleh burung kacer ini, beberapa diantaranya cukup populer di kalangan kicau mania penggemar burung ini, misalnya :

1. Burung kacer diam saja sewaktu dibawa lomba.
2. Burung kacer hanya bermain sebentar sewaktu dilombakan.
3. Burung kacer yang kurang ngotot.
4. Burung kacer yang suaranya serak.
5. Burung kacer yang sering njeruji.
6. Burung kacer yang volumenya kecil.
7. Burung kacer yang kurang gaya
8. Burung kacer yang sering turun kebawah.
9. Burung kacer yang mbagong.

Beberapa permasalahan tersebut biasanya sangat berkaitan dengan :
•    Usia burung yang terlalu muda ataupun terlalu tua.
•    Mental yang kurang baik / bagus.
•    Birahi yang terlalu berlebihan (Over Birahi).
•    Kurang Stamina.
•    Kurang Fighter.

1. Burung kacer diam saja sewaktu dibawa lomba

Burung yang hanya diam saja atau terpaku sewaktu diajak lomba biasanya dikarenakan burung masih belum berpengalaman atau masih dalam kondisi demam panggung, hal yang perlu dilakukan adalah dengan membawanya kembali ke lapangan pada even berikutnya. salah satu faktor yang menentukan performa kacer di lapangan adalah usia, jika burung masih terlalu muda maka kondisi demikian akan sering dialami oleh burung yang pertama kali dibawa ke arena lomba.
Kondisi lainnya adalah burung kacer tersebut kurang birahi akibat setingan yang kurang pas sehingga membuat burung menjadi kurang fighter.
Kemungkinan lainnya adalah burung dalam kondisi kurang stamina ( kurang fit).

Mengatasinya :
•    Cobalah dilatih dengan burung kacer yang masih muda atau bahan untuk melatih mental tempurnya.
•    cara lain melatih mental tempur kacer adalah dengan memasukan burung lain ke dalam sangkarnya, misalnya kacer betina ataupun burung lainnya, dengan demikian diharapkan mental fighternya akan menjadi tinggi/cepat naik.

2. Burung kacer hanya bermain sebentar sewaktu dilombakan.

Masalah burung kacer yang hanya bermain sebentar sewaktu dilombakan kemungkinan adalah burung pada awal lomba terkesan terlalu ngotot sehingga pada pertengahan atau setelah beberapa lama burung mengalami kondisi capai atau kehabisan tenaga, penyebabnya bisa jadi dari pemberian setingan EF yang kurang pas, atau kurang penjemuran sehingga burung tidak memiliki nafas yang panjang.

Mengatasinya :
Latih burung dalam kandang umbaran selama dua kali seminggu.
Berikan penjemuran dengan porsi yang lebih lama dari biasanya.
Sering dibawa latihan dengan kacer lain sambil mengatur ulang setingan EFnya.

3. Burung kacer yang kurang ngotot.

Burung kacer yang kurang ngotot sewaktu dilombakan merupakan salah satu tanda bahwa burung masih belum dalam kondisi siap tempur dengan maksimal, biasanya hal ini pengaruh dari kurangnya pemberian ekstra fooding (EF), dan kacer yang sering dipertemukan dengan burung betina juga akan memiliki karakter yang kurang ngotot sewaktu dibawa ke lomba.

Mengatasinya bisa dengan cara:
•    Menambah pemberian ekstra foodingnya baik jangkrik maupun ulat hongkong.
•    Menambah jam penjemuran.
•    Melatih stamina dan otot burung dalam kandang umbaran.
•    Membangkitkan sifat tempurnya dengan memasukan burung lain kedalam sangkarnya.
•    Sering dilatih di lapangan.

4. Burung kacer yang suaranya serak

Tidak jarang ketika pada hari H lomba, burung kacer yang kita lombakan bersuara serak sehingga berpengaruh terhadap penilaiannya. jika kacer mengalami suara serak maka yang bisa kita perbuat adalah :
Mengganti air minumnya dengan air larutan yang banyak tersedia di toko-toko selama satu minggu sambil memperhatikan perkembangannya.
Mengurangi jam penjemuran.
Jika dirasa perlu maka bisa diberikan obat khusus untuk burung yang mengalami kondisi demikian.


5. Burung kacer yang sering njeruji.

Masalah yang kerap dialami pemilik kacer adalah burungnya yang selalu njeruji atau menabrak-nabrak jeruji kandang sambil bertingkah mengejar-ngejar burung lain sewaktu lomba.
Hal ini terjadi akibat kondisi burung yang mengalami over birahi (OB) akibat kelebihan pemberian EFnya dalam hal ini Jangkrik.

Untuk mengatasinya bisa dengan cara:
•    Mengurangi pemberian EFnya khususnya jangkrik, dan berikan Ulat Bambu atau Cacing untuk meredam atau mengurangi birahinya.
•    Sebelum kacer diturunkan sebaiknya dimandikan dahulu.

6. Burung kacer yang volumenya kecil.

Yang menjadi banyak pertanyaan dari kicau mania kita adalah burung kacernya yang memiliki volume suara yang kecil, inilah yang tidak diketahui oleh banyak penggemar burung kicauan di sini, dianggapnya volume suara dari burung bisa diatur sedemikian rupa sehingga menjadi bersuara kencang (volume kencang), yang harus diketahui adalah volume suara dari burung sangat tergantung pada tebal tipisnya pita suara dari burung tersebut. jadi yang bisa kita lakukan adalah memaksimalkan suaranya saja bukan menambah volume suara dari burung tersebut sehingga menjadi lebih kencang. Suara maksimal dari burung adalah suara yang paling terdengar kencang sewaktu diadu, maka itulah batas maksimal dari suara yang dimilikinya. Memaksimalkan suara bisa dengan cara menjemur burung dengan terlebih dahulu mencabut pakan dan minumnya, lalu setelah dijemur burung langsung diberikan air larutan rasa orange atau jeruk sebagai air minumnya. Melatih burung dalam kandang umbaran juga sangat berpengaruh terhadap suara dari burung tersebut. dengan otot dada yang kuat maka suara yang dihasilkan pun akan lebih maksimal.

7. Burung kacer yang kurang gaya.

Dalam sebuah lomba kadang ditemukan burung kacer yang terlihat kurang gaya misalnya tanpa menunjukan atraksi buka ekor ataupun gaya ngobra yang benar-benar "ngobra" ( sambil goyang kiri kanan dan buka ekor). Permasalah tersebut mayoritas adalah sudah merupakan karakter dari burung tersebutm jadi dalam hal ini yang perlu diperhatikan adalah melakukan setelan perubahan dari tenggerannya, misalnya dengan menggunakan metode dua tangkringan palang sejajar ataupun meyilang, juga bisa dengan mengganti kayu tangkringan yang digunakan.

8. Burung kacer yang sering turun kebawah.

Untuk mencegah burung kacer turun kebawah selama lomba, bisa menggunakan beberapa metode misalnya memberikan tali karet pada dasar kandangnya ataupun menaruh bola-bola plastik didasar sangkarnya atau cara-cara lain yang bisa mencegah burung turun kedasar.

9. Burung kacer yang mbagong.

Masalah kacer yang mbagong ini merupakan masalah yang paling banyak ditemui di setiap even atau lomba, baik itu latberan lokal maupun nasional. Mbagong adalah sifat dasar dari burung kacer yang sewaktu-waktu akan muncul jika burung mengalami kondisi : kurang fit, kurang stamina, kalah mental, kaget dan trauma. Untuk pencegahan bisa dengan cara:
•    Memberikan terapi mandi malam dengan air yang dingin.
•    Memberikan terapi mandi pasir.
•    Sering diumbar untuk melatih staminanya.
•    Burung mbagong identik dengan burung yang jinak, oleh karena itulah cobalah mentalnya dikembalikan seperti halnya burung yang liar ( jinak lalat).
•    Jika mbagong muncuk akibat burung yang birahi maka solusinya adalah disatukan dengan burung betina untuk melampiaskan birahinya.
•    Burung dimabungkan dahulu.
•    Burung di karantina ( dijauhkan dari kacer lainnya)
•    Mengatur ulang penjemuran burung.
•    Mengatur ulang setelan pemberian EF nya.
•    Memberikan tambahan kalsium lewat tulang sotong yang di parut kedalam makanannya.
•    Menggantung burung dalam kerekan seperti halnya burung perkutut.


Itulah beberapa permasalahan yang kerap dialami oleh burung kacer sewaktu dilombakan. yang mana semua itu berkaitan erat dengan perawatan harian yang konsisten dan rutin baik dari pemberian Ekstra Foodingnya maupun tambahan nutrisi lain baik dari suplemen maupun multivitamin.  Semoga bermanfaat

Sumber : http://www.agrobur.com


Membuat pepaya kering untuk burung paruh bengkok

Buah pepaya memiliki banyak manfaat untuk kesehatan. Kandungan vitamin A, C, dan E pada pepaya cukup tinggi sehingga bisa menjadi antioksidan yang bermanfaat. Biasanya pepaya diberikan kepada burung dalam keadaan segar. Tetapi ada sebagian penggemar burung paruh bengkok (parrot) memberikan pepaya dalam bentuk kering. Kali ini Om Kicau ingin memberikan panduan mengenai cara membuat pepaya kering untuk burung paruh bengkok.
Buah pepaya kering untuk burung
Burung paruh bengkok sangat menyukai 
buah pepaya yang telah dikeringkan
-
Buah pepaya memiliki kandungan nutrisi yang sangat baik untuk kesehatan, tidak hanya untuk manusia saja, tetapi juga baik untuk burung piaraan.
Pepaya memiliki kadar air dan gula yang cukup tinggi. Kalau dikeringkan, maka kandungan air akan menyusut sampai mendekati 0%. Akibatnya, bobot buah juga menyusut, tinggal 1/4 dari bobot semula atau ketika dalam kondisi masih segar.
Meski kandungan airnya menyusut drastis, kadar gula justru bertambah. Ketika pepaya kering diberikan kepada burung, maka burung akan mendapatkan makanan dengan kandungan gula dan kalori empat kali lebih banyak daripada buah pepaya segar.
Apa tujuan pemberian pepaya kering? Terkait kadar gula dan kalori yang meningkat, tentu saja hal ini bisa membuat burung lebih aktif, lebih rajin bunyi.
Tetapi ada satu hal yang mesti diingat. Proses pengeringan pepaya akan membuat kandungan nutrisi lain hilang. Sebab proses pengeringan pepaya menggunakan panas cukup tinggi, yang bisa menghancurkan vitamin dan mineral tertentu.
Karena itu, pepaya kering tidak perlu diberikan setiap hari dan jangan dijadikan extra fooding (EF) tunggal. Porsi pemberiannya cukup 2-3 kali seminggu, dan ketika diberikan jangan sampai melupakan EF lainnya
Adapun cara penyajiannya bisa dicampur dengan pakan bijian, Bisa juga dimasukkan dalam wadah tersendiri, terutama untuk burung paruh bengkok berukuran besar seperti nuri atau kakatua.
Pepaya kering kini menjadi salah satu jenis pakan yang popular untuk semua jenis burung paruh bengkok. Bahkan pakan ini tersedia di toko pakan burung, baik dalam bentuk kalengan maupun kiloan.
Jika mau membuat sendiri, berikut ini panduan ringkasnya:
Pepaya kering untuk burung
Buah pepaya dipotong kecil-kecil, 
lalu dikeringkan menjadi pakan yang digemari burung parbeng.
-
Bahan baku yang dibutuhkan:
  • Buah pepaya.
  • Baki yang biasa digunakan membuat kue kering.
  • Oven untuk memanggang.
Proses pembuatan pepaya kering:
  1. Bersihkan buah pepaya pada air yang mengucur (langsung dari keran).
  2. Potong pepaya menggunakan pisau menjadi bentuk seperti dadu kecil.
  3. Letakkan potongan-potongan buah dalam baki.
  4. Panggang dalam oven dengan api sedang, atau dengan suhu sekitar 35 – 37 º Celcius selama 12 jam. Alternatif lain, jemur di bawah terik matahari, dengan catatan lokasi penjemuran terbebas dari serangga penyebar bakteri seperti lalat, tikus, atau binatang lainnya.
  5. Setelah kering, simpan pepaya kering di tempat yang bersih, kering, dan dalam wadah kedap udara. Lebih baik lagi disimpan di tempat gelap, misalnya dalam lemari makanan, karena cahaya dari lampu cenderung membuat warnanya berubah.
  6. Berikan kepada burung 2-3 kali seminggu,.
Pepaya kering ini bisa membantu burung lebih aktif, dan bisa merangsangnya menjadi rajin berbunyi, karena burung sangat menyukai rasa dan kerenyahannya.
Sekali lagi, selama pemberian pepaya kering, sebaiknya buah-buahan lainnya tetap diberikan untuk memenuhi kebutuhan nutrisi lainya.

Sumber :  http://omkicau.com

Beberapa hal yang membuat performa anis kembang lebih baik

Meski pamornya dalam lomba burung berkicau cenderung menurun, anis kembang / chestnut-capped thrush (Zoothera interpres) tetap memiliki penggemar yang banyak. Penangkaran anis kembang juga muncul di mana-mana. Hal ini karena anis kembang memiliki suara kicauan yang variatif dan cukup keras. Namun tidak mudah untuk memperoleh anis kembang yang memiliki penampilan baik. Berikut ini beberapa hal yang membuat performa anis kembang lebih baik.

Anis kembang
Perawatan tepat bisa membuat anis kembang 
memiliki performa lebih baik.
-
Sebagian besar kicaumania ketika disodori dua pilihan antara memelihara anis merah atau anis kembang, biasanya spontan menjawab yang terakhir. Mengapa? Soalnya, burung anis kembang memiliki karakter yang relatif tidak mudah berubah seperti halnya anis merah.
Meski demikian, membuat anis kembang nampil di lapangan lebih sulit daripada anis merah. Ini yang menjadi salah satu alasan mengapa makin sedikit AK mania yang menurunkan burungnya di arena lomba, sementara kelas anis merah masih diminati di beberapa daerah (terutama Blok Barat, Blok Timur, dan Bali).
Padahal perawatan anis merah dan anis kembang relatif sama, alias tidak jauh berbeda. Karena itu, dalam artikel kali ini, Om Kicau ingin menyoroti beberapa hal yang mempengaruhi performa atau penampilan anis kembang menjadi lebih baik, agar burung mudah nampil di lapangan, atau setidaknya menjadi penyanyi istimewa di rumah.

1. Pemberian voer pada anis kembang
Pemberian pakan kering / voer pada burung kicauan, termasuk anis kembang, sebenarnya tak harus terpaku pada merek-merek mahal, merek-merek terkenal, dan sejenisnya.
Yang harus dijadikan patokan, apakah voer tersebut cocok diberikan kepada anis kembang. Apabila cocok, maka kotorannya akan berbentuk kecil-kecil tapi padat, dan tidak bercampur air.
Dalam beberapa kasus, voer mahal belum tentu cocok dengan pencernaan dan metabolisme burung yang Anda miliki. Akibatnya, kotorannya “becek” dan terkadang disertai bau / aroma yang sangat tajam.

2. Pemberian extra fooding (EF)
Extra fooding (EF) yang biasa diberikan kepada anis kembang adalah serangga, cacing tanah, dan buah-buahan. Untuk konsumsi standar, berikut ini pengaturannya:
  • Porsi jangkrik cukup 2-3 ekor pagi hari, dan 1-2 ekor sore hari.
  • Kroto bersih diberikan 2-3 hari sekali. Untuk burung bahan bisa diberikan setiap hari pada waktu pengembunan.
  • Cacing tanah cukup 2-3 kali seminggu. Untuk burung bahan juga bisa diberikan setiap hari, pada waktu pengembunan.
  • Buah-buahan bisa diberikan setiap hari, dengan jenis buah yang dibuat selang-seling agar lebih bervariasi.
3. Mandi setiap hari, hindari metode semprot
Mandi pada anis kembang diusahakan rutin setiap hari. Jika belum terbiasa, silakan latih anis kembang Anda untuk mandi dalam karamba mandi. Jangan dibiasakan burung mandi dengan cara disemprot menggunakan sprayer.
Nanti akan terlihat, jika burung dalam kondisi cukup baik, dia senang bermain-main dengan air. Anis kembang yang menyukai air mudah terangsang birahinya, sehingga bisa membuatnya rajin berkicau. Selain itu juga bisa mempengaruhi emosinya saat burung dalam proses perjodohan.
Anis kembang mandi
Mandi merupakan hal yang tidak bisa dilepaskan 
dalam perawatan burung anis kembang
-
Selain membiasakan anis kembang mandi dalam karamba, alternatif lain yang bisa memancing burung ebih rajin berkicau adalah menghujan-hujankan burung saat hujan rintik-rintik / tidak deras.
Waktu yang paling baik jika ingin menghujan-hujankan adalah pagi hingga siang hari. Jangan sekali-sekali melakukan hal ini pada waktu sore / malam hari, sebab air hujan saat itu banyak mengandung asam sehingga tidak baik bagi kesehatan burung.
Dengan memperhatikan tiga hal di atas, burung anis kembang akan menunjukkan penampilan yang lebih baik daripada sebelumnya.


Sumber :  http://omkicau.com

Jumat, 20 Juni 2014

Tiga faktor yang menjadikan burung kacer siap dilombakan

Tidak sedikit penggemar kacer, khususnya pemula, yang kurang sabar dalam merawat burungnya. Ketika melihat kacernya sudah rajin berkicau, maka dianggapnya burung telah siap untuk dilombakan meski usia masih sangat muda. Alhasil, sering muncul masalah di lapangan, yaitu burung lebih banyak diam di dalam sangkar, emoh berkicau. Sedikitnya ada tiga faktor yang menjadikan burung kacer siap dilombakan. Apa saja sih?
Kacer Panser
Umur, mental, dan penampilan menjadi 
faktor penentu kacer di arena lomba.
-
Sama seperti murai batu, kacer merupakan burung tipe petarung sejati / fighter. Di alam liar, seekor kacer dewasa mudah naik pitam begitu melihat burung sejenis memasuki wilayah teritorialnya.
Berbeda dari apa yang selama ini kita lihat di arena lomba, maka kacer di alam liar akan bertempur dalam arti sesungguhnya. Mereka akan beradu suara dulu. Jika tak ada yang keder, keduanya saling mendekat dan terjadi adu fisik sampai salah satunya melarikan diri. Ya, tak beda dari ayam jago.
Di Vietnam, burung-burung tipe fighter seperti kacer dan murai batu bahkan sering diadu secara fisik. Lain lagi di China, di mana hwamei menjadi komoditas burung yang paling sering diadu secara fisik. Namun kita nggak perlu meniru adu fisik burung seperti itu, he.. he…
Di alam liar, burung kacer yang belum siap bertemu burung sejenis lainnya biasanya lebih sering sendirian sambil menyiapkan diri sebelum mencari wilayah baru untuk mencari pakan atau calon pasangannya.
Beberapa perilaku kacer di alam liar ini perlu diperhatikan untuk burung yang dipelihara dalam sangkar. Sebagai perawat, Anda harus jeli mengetahui kapan waktu yang tepat untuk melombakan gaconya, sebab selalu ada kemungkinan bertemu dengan burung sejenis yang memiliki mental lebih baik.
Ada beberapa faktor yang bisa menentukan apakah kacer Anda siap dibawa ke lapangan. Tapi kali ini Om Kicau hanya akan membahas tiga faktor yang memiliki pengaruh paling besar, yaitu:
  1. Faktor umur
  2. Faktor mental
  3. Faktor penampilan
-
1. Faktor usia
Umur merupakan faktor paling menentukan, dan akan berkaitan pula dengan dua faktor lainnya (mental dan penampilan). Kacer yang masih belia cenderung menunjukkan kekhawatirannya terhadap musuh yang ada di dekatnya, meski mental dan penampilannya sudah bagus.
Begitu dilombakan, burung kacer yang masih muda biasanya tampil penuh emosi. Hal itu akibat birahinya belum stabil. Kengototan kacer muda umumnya hanya berlangsung setengah jalan saja. Setelah itu, gaco muda menunjukkan perilaku seperti naik turun tenggeran, mbalon, atau mbagong.
Idealnya, kacer benar-benar siap dilombakan ketika berumur 3 – 4 tahun. Ini bisa dilihat dari kaki-kakinya yang sudah medang / bersisik. Kacer yang sudah mapan cenderung tampil dengan pembawaan yang lebih tenang, namun terlihat tegas dalam suara dan gayanya.
Dalam beberapa kasus, kacer muda juga bisa moncer di lapangan, seperti kacer Panser milik Om Darwin Delta (Pelopor SF Lampung). Hanya saja, Om Darwin tidak setiap minggu menurunkannya ke lapangan, tetapi rata-rata hanya dua minggu sekali.
2. Faktor mental
Selain umur, faktor lain yang turut mempengaruhi penampilan kacer saat dilombakan adalah mental atau nyali / keberanian.
Seperti disebutkan sebelumnya, burung muda cenderung memiliki emosi labil. Mereka memiliki nyali besar, namun umumnya hanya pada awal-awal lomba saja. Di tengah lomba, ketika burung lain yang lebih mapan mendominasi lapangan, akan terlihat seperti apa mental asli burung muda tersebut.
Anda bisa melatih kacer muda agar memiliki emosi dan mental bagus. Caranya dengan melakukan latihan secara berkala, misalnya dipertemukan (gathering) dengan burung-burung muda lainnya, misalnya 2 pekan sekali.
Jumlah peserta gathering pun perlu dirancang secara bertahap, misalnya cukup 2-3 ekor termasuk kacer milik Anda. Dua minggu berikutnya, jumlahnya bisa ditambah sedikit, demikian seterusnya.

Setelah rutin melakukan gathering dua minggu sekali, dengan peserta yang ditambah secara bertahap, Anda bisa mengubahnya menjadi seminggu sekali. Mental burung muda akan mulai terbentuk, sehingga makin pandai mengatur emosinya.

3. Faktor penampilan
Burung kacer yang sudah mapan dan mentalnya sudah terlatih biasanya akan mudah terangsang berkicau sambil bergaya. Tetapi soal gaya atau penampilan umumnya merupakan sifat bawaan.
Kacer Morena
Kacer Morena dengan gaya nyeklek yang mantap.
-
Ada yang nyeklek, ada yang suka meliuk-liuk, ada yang kerap ndlosor (kepala lebih rendah daripada tubuhnya) dan lain-lain. Tidak sedikit pula yang melakukan gaya khasnya sambil menggetarkan kedua sayapnya.
Gaya meliuk kacer Power Speed
Kacer Power Speed dengan gaya meliuk-liuk.
-
Apapun gayanya, yang penting burung tetap nagen di atas tangkringan. Sebab posisi nagen menunjukkan burung akan terus berkicau sepanjang lomba, sejak awal digantang hingga akhir penilaian.
Kacer Hipnotis
Kacer Hipnotis sering menampilkan gaya ndlosor, meski punya banyak gaya lainnya.
-
Penampilan bukan hanya terkait dengan gaya, tetapi juga bagaimana burung bisa bekerja maksimal, serta mengeluarkan seluruh isian yang dimilikinya secara bervariasi.
Jika ketiga faktor di atas sudah dimiliki kacer Anda, itu artinya burung sudah siap bersaing dengan burung sejenis, termasuk menghadapi kacer-kacer yang sudah mapan dan bermental bagus.
Arena Lomba Burung Polder Air Hitam Samarinda
Suasana lomba burung berkicau di kelas kacer.
-
Yang penting burung bekerja secara maksimal sesuai dengan kondisinya pada saat berlomba, dan sesuai dengan kapasitas burung masing-masing. Soal juara atau tidak, semuanya tergantung dari burung mana yang memiliki akumulasi poin paling tinggi.

Sumber :  http://omkicau.com

Rabu, 18 Juni 2014

Perilaku buka ekor pada kapas tembak: Bagaimana melatihnya

Meski buka ekor merupakan salah satu pembawaan burung kapas tembak, faktanya tidak setiap individu kapas tembak mampu menampilkan gaya seperti itu. Ada beberapa faktor yang mempengaruhi, misalnya umur, vitalitas (kondisi fit atau tidak fit), dan kondisi birahi. Untuk mengetahui apa dan bagaimana perilaku buka ekor, dan cara melatih burung kapas tembak agar mau menampilkan gaya buka ekor, yuk kita simak ulasannya berikut ini.
Kapas tembak pegassus milik Aphing (Jambi Team) dengan gaya buka ekor
Kapas tembak Pegasus milik Aping (Jambi Team) 
dengan gaya buka ekor.
-
Salah satu hal yang paling diidam-idamkan para penggemar kapas tembak adalah jika burungnya mampu berkicau penuh variasi, sambil menampilkan gaya buka ekor. Selain membuat penampilan burung menjadi gagah, gaya buka ekor juga menjadi nilai tambah bagi burung yang sedang dilombakan.
Tetapi, seperti dijelaskan di awal tulisan, semuanya tergantung dari umur, kondisi fit / tidak fit, dan kondisi birahi dari burung itu sendiri.
Umumnya perilaku buka ekor pada kapas tembak merupakan salah satu bentuk cara berkicau yang penuh emosi / ngotot. Tujuannya tentu agar dia diperhatikan, atau sedang memamerkan suara kicauannya yang bervariasi secara lantang kepada lingkungan atau burung lain di sekitarnya.
Karena dibawakan dengan penuh emosi, bulu-bulu ekornya pun ikut-ikutan mengembang, dan itulah yang disebut dengan gaya buka ekor.
Kapan dan bagaimana kapas tembak bisa tampil dengan gaya buka ekor. Burung akan menunjukkan gaya ini jika sudah memenuhi beberapa persyaratan berikut ini :
  1. Berjenis kelamin jantan
    Meski burung betina juga bisa bergaya buka ekor, namun tidak sengotot burung jantan yang akan buka ekor dengan suara kicauan penuh variasi. Burung betina cenderung buka ekor, tetapi dengan suara monoton, sehingga terlihat kurang ngotot (kebanyakan buka-tutup ekor).
  2. Sudah dewasa atau mapan
    Burung kapas tembak yang sudah dewasa / mapan mudah terpancing birahi dan emosinya, sehingga akan menampilkan gaya buka ekornya ketika sedang berada dalam kondisi puncaknya.
  3. Memiliki suara kicauan bervariasi
    Nah, hal ini tidak bisa diabaikan. Pemasteran bisa menjadi salah satu faktor yang menentukan bagus dan tidak penampilan burung tersebut. Seekor kapas tembak yang memiliki suara lebih bervariasi cenderung mudah ngotot dan langsung bongkar isian sambil membuka ekornya.
  4. Birahi dan emosinya stabil
    Memiliki birahi dan emosi yang stabli sangat penting untuk burung yang selalu dilombakan. Sebab tak jarang burung tersebut tampil ngotot dengan gaya buka ekor terus-menerus saat di rumah. Namun begitu masuk lapangan / lomba, burung cenderung berkicau seperti biasa, tanpa menampilkan gaya buka ekor seperti biasanya. Untuk mengatasinya silahkan cermati kembali pengaturan pakan dan extra fooding (EF) yang biasa diberikan pada burung tersebut.
Dalam kondisi tertentu, burung kapas tembak yang masih muda juga bisa menunjukkan perilaku buka ekor, dengan syarat kondisinya sedang puncak atau top form (sangat fit).
Ini bisa dimaksimalkan dengan sering melatihnya dengan tujuan membentuk karakter sewaktu berkicau (memunculkan kengototan atau emosinya ).
Cara melatihnya adalah dengan mengajak burung ke arena lomba, meski tidak ikut berlomba, tapi sekedar melihat dari kejauhan. Dengan begitu, mental burung secara perlahan akan terasah, dan burung pun mulai memiliki sifat ngotot dan bisa tampil dengan gaya buka ekor.
Kapas tembak buka ekor
Kapas tembak yang sudah mapan cenderung 
menampilkan gaya buka ekor.
-
Selain itu, beberapa penggemar kapas tembak pun memiliki tips-tips khusus dalam melatih burung muda agar selalu tampil dengan gaya buka ekor. Beberapa hal yang biasa dilakukan antara lain :
  1. Rutin memandikan burung (pagi / siang / sore).
  2. Menjemur dengan durasi pendek.
  3. Memberikan pakan tambahan (EF) secukupnya saja, misalnya jangkrik dan ulat hongkong cukup 2 ekor sehari, dan kroto yang berbentuk kapsul / telur sebanyak 5 butir besar setiap harinya.
  4. Beberapa orang menganjurkan terapi mandi malam dengan air dingin / air es selama 3 x dalam waktu dua minggu.
  5. Memberikan buah bervariasi ( terutama pepaya).
Hal-hal di atas hanya sebagai pelengkap dalam perawatan saja. Adapun untuk keberhasilannya sangat tergantung dari kondisi burung.
Jika emosi mudah naik, tetapi birahinya stabil, burung kapas tembak menunjukkan gaya buka ekor yang khas.

Sumber :  http://omkicau.com

Lomba Burung Berkicau KPPBS CUP I, Minggu, 22 Juni 2014, Di Polder Air Hitam Samarinda


Selasa, 17 Juni 2014

Terapi umbar dan belimbing untuk mengatasi cucak hijau over birahi

Over birahi (OB) bisa menimpa semua jenis burung kicauan, baik yang sudah gacor maupun masih berstatus bahan / bakalan, baik burung lomba maupun sekadar dijadikan penyanyi di rumah. Cucak hijau termasuk salah satu jenis burung kicauan yang paling rentan terkena OB. Apa penyebab cucak hijau mengalami OB? Apa pula tanda-tanda visual burung semi-fighter ini ketika over birahi? Silakan simak artikel berikut ini.
Cucak hijau
Cucak hijau
Over birahi adalah kondisi di mana burung sudah “sangat kebelet kawin”. Burung cucak hijau memang sangat sensitif. Ia mudah mengalami OB jika muncul faktor pemicu tertentu. Burung ini juga rawan stres saat dibawa menggunakan alat transportasi, misalnya dari lokasi yang satu ke lokasi lain.
Adapun faktor pemicu yang mudah menyebabkan cucak hijau mengalami over birahi antara lain :
  • Pemberian pakan yang tidak tepat, terutama setelan extra fooding (EF) seperti kroto dan jangkrik.
  • Mendengar suara burung sejenis atau burung dari jenis lain, khususnya cucak jenggot, kapak tembak, anis merah, bahkan burung gereja.
  • Melihat burung lain dengan warna atau jenis tertentu, seperti warna-warna cerah.
  • Tidak sedikit juga cucak hijau yang langsung naik birahinya begitu melihat kehadiran perawat atau pemiliknya.
Tanda-tanda visual dari cucak hijau yang mengalami OB bervariasi, tergantung dari karakter burung itu sendiri. Beberapa tanda visual yang bisa muncul dari cucak hijau over birahi antara lain :
  • Burung yang semula tenang tiba-tiba berubah menjadi galak, suka meloncat-loncat dalam sangkar seperti hendak mengejar musuhnya.
  • Dalam banyak kasus, lidahnya sering menjulur atau melet-melet, termasuk ketika didekati atau ditempel dengan burung sejenis.
  • Burung sering mengembangkan bulu-bulu tubuhnya, termasuk mengembangkan kedua sayapnya.
  • Burung seperti kegirangan begitu melihat pemilik /perawat, yang ditunjukkan dengan mengembangkan kedua sayapnya, melompat / terbang di dalam sangkar, dan memeletkan lidahnya. Hal ini sering dijumpai pada cucak hijau yang sangat jinak dan manja terhadap perawatnya.
Karena karakternya yang mudah over birahi, maka sedikit sekali cucak hijau yang prestasinya bisa stabil dan bertahan dalam waktu lama (2-3 tahun) seperti murai batu dan anis merah. Pasang-surut prestasi cucak hijau akibat karakter uniknya ini pernah dibahas Om Kicau dalam artikel di sini. Sedikit sekali cucak hijau yang bisa meraih hattrick dalam sebuah even (sedikit sekali berbeda dari tidak ada ya…), apalagi bisa mencapai kestabilan prestasi selama setahun lebih.
Terapi umbar dan belimbing
Sebenarnya Om Kicau sudah pernah menurunkan beberapa tips untuk mengatasi cucak hijau yang mengalami OB. Salah satunya adalah tips dari Om Fredy, owner Fredy Bird Shop, yang bisa Anda buka kembali arsipnya di sini.
Namun, mengingat karakter cucak hijau yang satu tidak selalu sama dengan cucak hijau lainnya, diperlukan tips alternatif jika tips yang satu dirasa tidak / kurang sesuai dengan karakter burung Anda di rumah. Nah, tips kali ini menggunakan terapi umbar dan belimbing, yaitu kombinasi pemanfaatan kandang umbaran dan pemberian buah belimbing dalam upaya meredam birahi cucak hijau Anda.
Berikut ini terapi umbar dan belimbing untuk mengatasi burung cucak hijau yang mengalami over birahi :
  • Burung dimasukkan dalam kandang umbaran, yang bisa dibuat sendiri atau dibeli dari toko perlengkapan burung. Waktu dan lama pengumbaran disesuaikan dengan kebutuhan dan kemampuan burung. Ada yang memulainya sejak pagi hingga sore hari, dan ada juga yang dimulai sejak pukul 15.00 selama dua jam saja. Yang penting, jika nafas burung sudah terengah-engah, sebaiknya segera dikembalikan ke sangkar harian.
  • Bagi yang selama ini memberikan voer, maka selama proses penyembuhan, untuk sementara voer dihapus dulu dari daftar menu harian. Jadi, burung hanya diberi pakan buah-buahan tanpa voer.
  • Buah yang diberikan bukan lagi pisang, karena buah ini merupakan sumber energi tinggi yang diyakini ikut andil dalam mendongkrak birahi burung. Beberapa ijomania senior sering menggunakan buah belimbing untuk menurunkan birahi burung yang berlebihan. Karena itulah tips ini disebut terapi belimbing.
  • Jika terapi belimbing tidak mampu meredakan birahi cucak hijau, Anda bisa menggantinya dengan pepaya, seperti yang biasa diberikan kepada burung usai berlomba. Sebaliknya, kalau Anda terbiasa menggunakan pepaya, tetapi hasilnya kurang memuaskan, terapi belimbing bisa dicoba.
  • Extra fooding (EF) seperti jangkrik dikurangi. Setiap hari cukup diberikan 1 ekor pada pagi hari, dan 1 ekor pada sore hari. Ulat bambu bisa diberikan dua kali seminggu, dengan porsi 2-3 ekor / hari. Selama ini, ulat bambu juga dikenal sebagai peredam birahi berbagai jenis burung kicauan.
  • Aktivitas mandi harus dilakukan secara rutin, bahkan frekuensinya bisa ditambah menjadi dua kali sehari: pagi dan sore.
  • Durasi penjemuran bisa dikurangi.
Satu hal lagi yang perlu diingat, selama dalam perawatan, cucak hijau harus dijauhkan dari burung sejenis dan burung jenis lain yang bisa memancing kembali birahinya seperti cucak jenggot, kapas tembak, anis merah,  burung gereja, dan sebagainya.
Masalah lain yang dialami cucak hijau adalah terlalu jinak. Burung cucak hijau yang sering digoda dengan tangan atau memiliki sifat terlalu jinak memang akan menjadi sangat manja. Hal ini bisa mengurangi kinerjanya ketika dilombakan. Untuk mengatasi burung yang terlalu jinak, Anda juga bisa menerapkan terapi yang sama seperti mengatasi burung over birahi, hanya saja ditambah dengan tidak memanjakan mereka lagi

Sumber :  http://omkicau.com

Bagaimana jika burung cucak hijau juga mbalon /mbagong

Burung cucak hijau memiliki sifat dan karakter yang labil. Perilakunya mudah berubah jika kemapanan dan kenyamanannya terganggu. Jika diperhatikan, perubahan sifat atau karakternya mirip yang dialami kacer ketika dalam kondisi mbagong atau mbalon. Apa yang harus dilakukan ketika burung cucak hijau juga mbalon / mbagong? Berikut ini beberapa tips yang bisa membantu Anda.
CUCAK HIJAU
Cucak hijau termasuk burung yang mudah berubah perilaku.
-
Sebagaimana burung kacer, cucak hijau akan menunjukkan perubahan sikap yang bisa terlihat dari bulu-bulunya yang mengembang seperti mbalon ketika dia mengalami beberapa perubahan kondisi. Misalnya, mengalami over birahi, burung dalam kondisi sakit atau kurang fit (tidak enak badan).
Selama ini kita cenderung menganggap bulu-bulu cucak hijau yang mengembang pasti akibat over birahi, tanpa melihat beberapa kemungkinan penyebab lainnya seperti sakit dan tidak enak badan.
Jika cucak hijau terlihat mbalon, disertai perubahan perilaku dengan sering burung menaikkan bulu-bulu kepala atau ngentrok ketika digoda dengan tangan, atau sifatnya menjadi lebih galak, kemungkinan besar hal itu terjadi akibat over birahi.
Cucak hijau
Cucak hijau
Tetapi, terkadang cucak hijau terlihat mengembangkan bulu-bulunya, namun hanya diam saja ketika didekati, bisa juga menjulurkan lidahnya, maka kemungkinan besar burung sedang dalam kondisi tidak fit alias tidak enak badan.
Selanjutnya, apabila burung hanya diam saja, mbalon sambil nyekukruk terus, tanpa menjulurkan lidah, bisa dipastikan burung dalam keadaan sakit, dengan sejumlah kemungkinan jenis penyakitnya.
Umumnya, ketika menghadapi burung yang over birahi dan agak nakal, beberapa kicaumania memberikan terapi mandi malam. Tetapi hal ini sulit diterapkan pada cucak hijau.
Berikut ini beberapa terapi penanganan over birahi pada burung cucak hijau:
  • Menyimpan burung di tempat tenang terlebih dulu, jauhkan dari burung lain yang berwarna cerah / terang seperti anis merah, kenari kuning, atau benda-benda berwarna cerah yang bisa membuat burung menjadi tidak tenang.
  • Anda bisa mengumbar burung dalam kandang umbaran, sambil memberikan buah-buahan yang bersifat menenangkan dan mendinginkan seperti pepaya atau belimbing.
  • Mengurangi atau menghentikan pemberian pakan serangga. Kalau mau diberi extra fooding (EF), sebaiknya ulat bumbung atau ulat bambu, cukup 1 ekor / hari selama perawatan.
  • Untuk sementara jangan membawa atau melatih burung di arena latberan, apalagi lomba.
  • Untuk cucak hijau yang masih muda, Anda bisa mengurangi pemberian voern. Selain itu, burung diberi buah-buahan seperti pepaya setiap harinya.
Setelah 1 minggu, dan burung mulai menunjukkan perilaku normalnya, maka perawatan bisa dikembalikan ke perawatan harian seperti biasanya.

Sumber : http://omkicau.com

Jumat, 13 Juni 2014

Lomba Burung Berkicau, Minggu, 15 Juni 2014, Polder Air Hitam, Samarinda


4 Tips memaksimalkan kerja cucak jenggot melalui ramuan tertentu

Entah mau dilombakan, atau sekadar untuk hiburan di rumah, para penggemar burung kicauan selalu berharap agar piaraannya bisa gacor alias rajin bunyi dan kondisi fisiknya selalu fit. Begitu pula dengan para penggemar burung cucak jenggot. Berikut ini 4 tips memaksimalkan kerja cucak jenggot melalui ramuan tertentu yang diyakini sebagian jenggotmania sangat berkhasiat.

Cucak jenggot Ratu Jagat
Ilustrasi: Cucak jenggot Ratu Jagad yang selalu tampil prima.
-
Sesuai dengan judul, dalam artikel ini ada empat tips sesuai dengan permasalahan yang sering dialami para pemilik cucak jenggot. Informasi ini dihimpun Om Kicau berdasarkan pengalaman sejumlah penggemar burung cucak jenggot.
1. Cucak jenggot kurang gacor, umur 1 tahun lebih
Cucak jenggot yang berumur lebih dari 1 tahun mestinya sudah gacor alias rajin bunyi. Sebab ia telah melewati masa mabung dewasa pertama, dan tentu saja sudah melewati umur dewasa kelamin.
Namun, karena sebab-sebab tertentu, ada saja individu cucak jenggot yang kurang gacor meski umurnya sudah 1 tahun lebih. Untuk meningkatkan performa suara, berikut ini tips sederhana yang bisa dilakukan:
  • Masukkan dua wadah air minum dalam sangkar, masing-masing berisi air biasa dan madu.
  • Pisang yang mau diberikan kepada burung terlebih dulu diolesi dengan madu.
  • Berikan extra fooding (EF) jangkrik sebanyak 1 ekor, masing-masing pagi dan sore. Sebelum diberikan, buang bagian kepala jangkrik, dan masukkan satu irisan kecil jahe (seukuran voer) ke tubuh jangkrik.
  • Terapi dikalankan selama 1 minggu, dan biasanya sudah terlihat ada perubahan.
2. Menjernihkan suara cucak jengot
Cucak jenggot Rock Star
 -
  • Setiap dua kali seminggu, cepuk air minum diganti dengan air teh yang tak begitu manis, dicampur dengan 1/2 potong perasan air jeruk nipis.
  • Beberapa penggemar burung kicauan terkadang menggunakan larutan penyegar merek tertentu, namun Om Kicau menyarankan jangan karena peruntukannya berbeda.
3. Menjaga kesehatan cucak jenggot
Bagaimana mengatasi burung cucak jenggot yang over birahi parah

-
Burung hanya bisa gacor jika dalam kondisi fit dan sehat. Burung yang juara nasional pasti akan jarang berbunyi seperti biasanya, ketika dalam kondisi tidak fit. Karena itu, menjaga kesehatan burung sangatlah penting.
Berikut ini ramuan tertentu yang bisa diberikan kepada cucak jenggot agar kondisinya selalu fit sepanjang waktu:
  • Ramuan terdiri atas jahe, kencur, dan kunyit masing-masing 1 ruas / seukuran ibu jari (jempol).
  • Ketiga bahan diparut halus, kemudian diperas airnya, dan tambahkan sedikit madu.
  • Ramuan dimasukkan ke dalam cepuk air minum, dan cukup diberikan 1 bulan sekali.
  • Jika cucak jenggot tidak mau minum, bisa disiasati dengan mengangkat cepuk voer, cepuk air minum, dan pisang dari sangkarnya saat dijemur. Jadi, hanya ada burung dan tenggeran di dalam sangkar.
  • Setelah dijemur, masukkan cepuk minum yang berisi ramuan tadi, pasti langsung diminum.

4. Mengatasi cucak jenggot yang nyulam
Proses pergantian bulu (moulting) pada burung biasanya terbagi dalam tiga tahap, dimulai dari ngurak, ambrol, hingga mabung. Ini proses pergantian bulu yang sempurna pada sebagian besar burung kicauan.
Beberapa jenis burung, misalnya cucakrowo, jarang mengalami proses mabung yang sempurna, sehingga mabung nyulam masih bisa ditoleransi.
Burung yang nyulam sebenarnya menderita, karena bulu lama tak bisa rontok secara sempurna sehingga tubuhnya merasa nggreges (meriang).
Karena itu, jika proses pergantian bulu pada burung cucak jenggot Anda tak bisa sempurna atau nyulam, berikut ini beberapa tips yang bisa dijalankan:
  • Cepuk voer jangan diisi penuh, cukup setengah saja. Setengahnya lagi diisi susu bubuk. Campur kedua bahan ini hingga merata (diaduk-aduk).
  • Berikan air minum sebagaimana biasanya (air putih, matang).
  • Porsi extra fooding (EF) serangga dibuat dua kali lebih banyak daripada biasanya.
  • Buah pisang tetap diberikan seperti biasanya.
  • Saat penjemuran, sangkar cucak jenggot dikerodong separo. Kemudian semprot kain kerodong menggunakan sprayer yang disetel halus. Tujuannya agar suasana di dalam lembab, tapi burung dalam kondisi dijemur, sehingga akan terjadi penguapan di dalam sangkar.
  • Terapi ini bisa membuat tubuh cucak jenggot tetap hangat (bukan panas).
  • Saat malam hari, burung full kerodong.
Sumber :  http://omkicau.com