Selasa, 09 Desember 2014

Manfaat pengembunan untuk burung kicauan

Kita sering mendengar istilah pengembunan pada burung, bahkan sebagian kicaumania sudah melakukannya. Sebenarnya, apa sih tujuan atau manfaat atau pengembunan untuk burung? Pada dasarnya, ini merupakan salah satu upaya kita untuk menciptakan suasana yang menyerupai kondisi burung di alam liar. Oke, kita akan mengupasnya secara lebih mendalam di sini.
cendet dijemur
Penjemuran menjadi momen terbaik untuk 
memantau perilaku cendet. (Foto: Agrobur)
Dalam kehidupan ini, awal dari suatu hari ditentukan oleh waktu subuh atau fajar. Itulah saat matahari mulai terbit dari ufuk timur.
Begitu terlihat fajar mulai menyingsing, terlihat semburat kuning atau oranye, burung-burung di alam liar mulai riuh. Mereka, tak peduli apa spesiesnya, akan berkicau bersahut-sahutan. Kicauan burung di waktu subuh dikenal dengan sebutan dawn chorus.
Lalu, apa alasan burung sering berkicau dengan lantang di waktu subuh atau fajar ? Berikut beberapa alasannya :
  • Berkicau di waktu subuh, terutama pada burung penggicau yang memiliki sifat teritorial, dilakukan untuk menandakan keberadaannya. Selain itu, untuk memberitahu kepada burung lain bahwa ia masih  ada dan selamat melewati malam.
Burung sangat menyukai suasana fajar
Burung sangat menyukai suasana fajar

  • Suara kicauan burung di waktu subuh makin menyolok selama musim kawin. Sebab pada waktu-waktu tersebut, burung-burung akan berlomba menunjukkan kebolehannya dalam berkicau, untuk menarik perhatian pasangannya. Burung yang lebih kuat dan lebih mampu mencari makan akan memiliki banyak waktu dan energi untuk berkicau.
  • Diperkirakan tingkat cahaya yang masih rendah saat subuh akan membatasi burung dalam mencari pakan. Karena itu, mereka memanfaatkan waktu untuk membuat nyanyian yang riuh guna menghindari binatang predator.
  • Subuh /  fajar adalah waktu yang tepat bagi spesies burung untuk berkicau, karena udara masih bersih, sehingga memungkinkan gelombang suara menyebar di udara dan bergema ke seluruh wilayah. Dengan demikian, suara kicauan untuk mengumandangkan daerah kekuasaan atau panggilan rayuan ini menjadi sangat efektif dilakukan pada waktu-waktu tersebut.
Beberapa spesies burung tertentu mulai berkicau saat spesies lainnya masih terlelap. Biasanya kicauan pembuka ini dilakukan burung-burung kecil seperti robin, jenis tledekan, dan lainnya.
kicauan burung di pagi hari
Burung bakalan akan cepat ngeplong 
jika rutin diembunkan.

Melalui fakta di alam liar inilah, kita mengadopsinya dalam perawatan harian untuk burung-burung yang kita pelihara dalam sangkar. Karena ini merupakan insting, maka burung pun sangat menyukai saat sang majikan mengembunkannya di saat subuh atau fajar.
Jadi, metode pengembunan pada prinsipnya adalah memberi kesempatan kepada burung untuk memenuhi naluri dasarnya, apakah untuk menandakan wilayah teritorial, dalam rangka menarik perhatian lawan jenis, atau sekadar mengungkapkan kegembiraannya di awal hari.
Metode pengembunan sudah dibuktikan banyak kicaumania sebagai salah satu faktor penting dalam melatih dan meningkatkan level kicauan, dari semula hanya ngeriwik menjadi lebih mudah ngeplong. Dari semula ngeplong menjadi lebih rajin berkicau alias gacor.

Sumber :  http://omkicau.com

Senin, 01 Desember 2014

Tips pemasteran burung kicauan



Memaster burung peliharaan kini menjadi aktivitas rutin sebagian besar penggemar burung i Inonesia untuk tujuan agar burung miliknya itu memiliki suara kicauan yang bervariasi. Namun tidak sedikit pula yang mengalami kesulitan ketika melakukan pemasteran tersebut, salah satunya burung yang tidak fokus terhadap suara masterannya.

Pemasteran burung kicauan terdiri dari dua macam cara, yaitu:
  1. Pemasteran dengan burung masteran
  2. Pemasteran dengan menggunakan suara rekaman/audio burung

Meskipun berbeda cara namun dalam praktiknya tidak jauh berbeda, yaitu burung harus dibuat senyaman mungkin agar pemasteran bisa berlangsung dengan sukses. 


Berikut tips bagaimana memaster burung dengan cepat 
  • Ketika memaster burung dengan burung masteran seperti ciblek, cucak jenggot, cililn, atau burung masteran lainnya pastikan bahwa burung masteran tersebut adalah burung yang sudah dalam kondisi rajin bunyi atau gacor, dan bukan burung bakalan
  • Ketika memaster burung dengan suara rekaman atau audio burung (mp3), maka pastikan suara rekaman tersebut terdengar cukup jelas, jernih dan tidak ada gangguan baik berupa noise maupun suara lain yang bisa mengganggu proses pemasteran. Ada baiknya sebelum melakukan pemasteran audio burung yang kurang jernih, banyak noise atau kurang kencang bisa diedit terlebih dahulu dengan menggunakan perangkat lunak audio editing.
  • Maksimal suara masteran yang diputarkan sebaiknya berjumlah tidak lebih dari lima jenis suara kicauan/masteran. Lakukan pemasteran sampai burung benar-benar menguasai beberapa suara masterannya. 
  • Untuk pemasteran yang efektif sebaiknya pemasteran dilakukan di dalam ruangan / kamar khusus tanpa adanya gangguan dari suara lain yang bisa mengganggu proses pemasterannya. Selama pemasteran burung bisa diberi kerodong agar lebih fokus terhadap suara yang didengarnya.


Tips memilih burung murai batu bakalan yang berkarakter



Murai batu adalah jenis burung yang paling banyak dicari oleh sebagian besar penggemar burung di Indonesia. Terdapat banyak jenis murai batu yang beredar di pasaran mulai dari jenis yang berasal dari Sumatera hingga yang berasal dari Kalimantan yang dijual dalam kondisi sudah jadi ataupun masih bakalan. Berikut tips memilih burung murai batu bakalan yang berkarakter. 


Memperhatikan mata burung 
Burung yang baik adalah burung dengan pandangan yang tajam, karena itu ketika memilih burung bakalan perhatikan kondisi matanya apakah ada bintik putih atau selalu mengeluarkan air, jika mata burung terdapat bintik putih itu artinya burung sudah terkena katarak yang bisa menyebar dan menutupi seluruh bola matanya, sedangkan jika mata berair itu menandakan burung tersebtu kurang gizi.

Memperhatikan kaki burung 

Banyak penggemar burung yang cenderung memilih burung murai batu dengan kaki yang berwarna hitam. Kaki hitam tersebut diyakini sebagai tanda bahwa burung tersebut mempunyai mental yang lebih baik.

Memperhatikan bentuk ekor 
Murai batu dikenal dengan ekornya yang panjang. Bentuk ekor yang baik adalah ekor yang rapat tapi tidak terlalu tebal. Ekor seperti itu akan sering dimainkn oleh burung ketika tampil bergaya. Burung yang memiliki ekor yang terlihat bercabang itu menandakan kondisi kesehatan burung yang kurang baik / kurang nutrisi sehingga pertumbuhan ekornya menjadi tidak sempurna dan cenderung mudah rusak. 

Memperhatikan warna bulu dada 
Umumnya burung murai batu mempunyai bulu dada berwarna coklat, namun jika ditemukan burung dengan bulu dada yang cenderung kekuningan itu menandakan bahwa burung tersebut akan cepat berbunyi atau cepat jadi.

Memperhatikan umur
Banyak orang cenderung memperhatikan bentuk dan sisik pada kaki burung untuk mengetahui berapa umurnya, namun terkadang cara tersebut tidak tepat. Cara lain yang bisa dilakukan untuk mengetahui umur burung adalah dengan membuka paruhnya dan melihat rongga mulutnya, jika rongga mulut masih berwarna putih atau sedikit cerah maka burung masih muda, sedangkan jka sudah berwarna hitam maka burung sudah dewasa.

 
Memperhatkan perilaku 
Burung yang memiliki mental yang baik adalah burung yang akan meronta-ronta ketika dipegang dan menjerit serta akan mematuki tangan orang yang memegangnya.

Itulah beberapa ciri-ciri yang bisa diperhaitkan ketika memilih burung murai batu bakalan yang diyakini memilik karakter dan mental yang baik



Sumber :  http://www.agrobur.com