Kroto merupakan pakan penting bagi beberapa jenis burung berkicau seperti ciblek, murai batu, dan lain sebagainya. Burung bakalan yang masih dalam tahap belajar makan voer tidak lepas dari kroto.
Di beberapa kota besar, keberadaan kroto terkadang cukup sulit
ditemukan. Kalaupun tersedia, biasanya sudah tidak dalam kondisi segar,
atau pedagang telah melakukan proses pengawetan sederhana seperti
disimpan dalam lemari pendingin, bahkan pernah terungkap adanya
pengawetan menggunakan formalin.
Butuh ketelitian,
sekaligus kehati-hatian, dalam memilih kroto berkualitas di pasaran.
Kalau Anda sudah langganan di toko pakan burung tertentu, dan selama ini
terbukti berkualitas, biasanya untuk seterusnya akan begitu. Tetapi
bagi yang suka gonta-ganti toko / kios, karena pasokan di toko langganan
habis, mau tidak mau harus tetap menyeleksi mana kroto yang baik dan
jelek.
Kualitas kroto bisa
dilihat dari beberapa tengara, misalnya mutu telur dan berapa banyak
semut rangrang yang masih hidup. Telur yang kurang bermutu ditandai dari
warnanya yang tidak putih bersih, atau sudah berubah warna (misalnya
menguning).
Kalau semut-semut rangrang
sudah mati, ditambah muncul bau kroto yang tidak sedap, sebaiknya
jangan dibeli, daripada menimbulkan gangguan kesehatan pada burung.
Kroto yang baik dan segar itu tidak terlalu banyak mengandung air
(terlalu basah), semut-semutnya masih hidup. Waspadai juga jika
menemukan kroto berwarna putih bersih, namun semut rangrang di
sekitarnya justru pada mati. Mengapa? Itu pertanda kroto telah disemprot
dengan insektisida, disinfektan, bahkan formalin.
Karena itu, paling ideal memiliki ternak kroto sendiri, yang lebih
terjamin mutu dan ketersediaannya. Hal ini penting sekali bagi yang
mengoleksi banyak burung, termasuk usaha penangkaran burung.
Merawat kroto tidak seperti merawat jangkrik dan ulat hongkong. Sebab
yang dirawat adalah larva atau telur semut. Jadi, yang dibutuhkan
adalah media penyimpanan yang bisa membuatnya awet dan selalu segar
setiap saat diperlukan.
Untuk merawat dan mengawetkan kroto, Om Kicau sudah pernah mengulasnya lebih rinci dalam artikel berikut ini:
Sama seperti jangkrik, kroto juga bisa dimanfaatkan sebagai media pembawa obat, vitamin, mineral, serta suplemen lainnya.
Caranya mudah saja. Campurkan kroto dan serbuk dari obat / suplemen
sesuai dengan dosis, kemudian berikan kepada burung. Dengan demikian,
obat atau suplemen bisa termakan burung, sehingga tidak perlu
menangkapnya.
Sumber : http://omkicau.com
Tidak ada komentar:
Posting Komentar