Murai air (Heteropahasia Picaoides), dibeberapa daerah dikenal dengan nama muarai besi, murai laut, air mancur, dalam bahasa inggris disebut long tail sabia dan beberapa sebutan lainnya.
Burung yang termasuk keluarga Timaliidae
ini penyebarannya meliputi Indonesia, Malayasia, Bhutan, China, Laos,
Myanmar, Nepal, Thailand dan Vietnam. Burung yang habitatnya di hutan
subtropis atau tropis yang berada didaerah rendah sampai pegunungan ini,
mempunyai sosok hampir sama dengan Murai Batu, tetepi ekornya yang
panjang terlihat kaku kemudian warna bulunya didominasi warna abu-abu,
dibagian sayap berwarna hitam ada plek putih dan diekor bagian bawah
serta ujung ekor ada warna-warna putih plek.
Tetapi dari pengamatan penulis tahun 2010 an sampai sekarang ,
burung ini jarang sekali ditemukan dipasaran. Menurut salah seorang
pedagang di pasar burung Suka Haji yang akrab dipanggil Abang , murai
air sebetulnya sudah banyak yang membutuhkan untuk dijadikan sebagai
burung master, terutama sebagai master untuk Murai Batu. Tetapi,
dikarenakan sudah banyak kicaumania yang mengetahui keistimewaan burung
pemakan serangga ini. Harga bakalannya saja yang baru ditangkap dan
belum mau makan pur sudah sudah berkisar diharga Rp. 150.000,-an keatas
dan itu pun pembeliannya harus dalam jumlah banyak (partel).
Sumber : http://ronggolawe.info
Di
Indonesia burung ini banyak terdapat di pulau sumatra, tetapi
dikarnakan warna buluu dan juga suaranya dianggap kurang menarik, maka
dipasaran pedagang burung banyak yang tidak mau menyediakan atau
menjualnya dengan alasan kurang peminat. Tetapi alasan tersebut tidak
berlaku untuk para penjual burung yang sudah tau cara perawatan dan juga
pangsa pasar burung ini, untuk burung master sebetulnya muarai air
sangat bagus dengan suara yang mirip suara air mancur, tur…tur…tur yang
dibawakan dengan lantang dan tajam. Adapun mengenai suara burung murai
air jantan dan betina, bisa dibilang hampir sama.
Menurut
pengamatan dan pengalaman penulis , di tahun 2001-2002 an harga pasaran
burung ini di pasar burung Suka Haji Bandung, berkisar diharga Rp.
50.000,- s/d Rp. 150.000,- an dan waktu itu burung ini dipakai untuk
memaster burung Murai Batu.
Adapun
harga murai air yang sudah rawatan lama dan rajin bunyi, berkisar
diharga Rp. 500.000,-an keatas. Adapun mengenai cara perawatan burung
ini bisa dibilang tidak terlalu sulit. Yang perlu diperhatikan adalah
pemberian EF berupa Kroto, Jangkrik ataupun ulat Hongkong yang harus
kontinyu diberikan setiap hari seperti halnya untuk jenis burung pemakan
serangga lainnya ( Pentet, Tledekan, Murai Batu dan lain-lain).
Hal lain yang perlu diperhatikan adalah dalam hal mandi , karena
burung ini suka sekali mandi. Adapun dalam hal penjemuran, menurut
pengalaman penulis. Burung ini cukup dijemur 30-60 menit dibawah jam 10
pagi dan sore hari sekitar pukul 15.30 WIB, burung ini juga akan rajin
berbunyi jika dipelihara perpasangan jantan dan betinanyaSumber : http://ronggolawe.info
Tidak ada komentar:
Posting Komentar