Minggu, 03 Agustus 2014

Penanganan burung kacer yang jadi pendiam usai mabung

Banyak pemilik burung kacer yang mengeluhkan momongannya berubah menjadi pendiam setelah mabungnya rampung. Jauh berbeda jika dibandingkan dengan masa-masa sebelum mabung. Ini bisa terjadi pada kacer yang hanya dinikmati di rumah, maupun kacer yang kerap dilombakan. Kali ini, Om Kicau ingin berbagi tips mengenai penanganan burung kacer yang jadi pendiam usai mabung.

Kacer yang menjadi pendiam setelah mabung
Dibutuhkan perawatan yang tepat saat mabung agar kacer 
idak jadi pendiam setelah mabungnya rampung.
Banyak hal yang bisa menyebabkan burung kacer kehilangan selera untuk berkicau setelah rampung mabung. Yang paling sering adalah perawatan yang kurang tepat ketika burung sedang membereskan masa mabungnya. Misalnya tetap melombakan burung, padahal burung belum selesai menumbuhkan bulu-bulu barunya.
Pada waktu sedang menyelesaikan masa mabungnya, burung membutuhkan energi dan protein yang lebih banyak daripada masa sebelum mabung.
Ketika burung dibuat selalu aktif, misalnya dengan menurunkannya ke arena lomba, maka energi dan protein yang seharusnya digunakan untuk membereskan mabungnya malah terkuras habis. Alhasil, burung cenderung mudah ngedrop, cepat lemah karena stamina yang kurang, dan mudah stres.
Di lapangan pun burung jelas tidak mungkin tampil maksimal, sehingga lebih banyak diam membisu lantaran tidak memiliki stamina cukup yang menyebabkan ia tidak berselera untuk berkicau, saat lawan-lawan bernyanyi dengan menggebu-gebu.
Kacer diam ketika dilombakan
Perawatan yang kurang tepat saat mabung d
an setelah mabung bisa membuat burung kurang 
maksimal di lapangan.
Untuk mengatasi kacer dengan kondisi tersebut, maka hal yang perlu dilakukan adalah mengistirahatkan burung untuk sementara waktu dari arena lomba, sampai kondisi dan staminanya kembali fit dan siap tempur.
Tidak sekedar mencutikan burung dari lomba, tetapi burung juga harus dirawat secara maksimal agar mentalnya kembali terbentuk sehingga bisa pulih seperti sediakala. Perawatan yang bisa diberikan antara lain:
  • Menggantang burung di tempat tenang, atau dikerodong jika tidak memiliki tempat lain yang bisa digunakan untuk menyimpan di ruangan yang tenang.
  • Memberikan pakan berprotein tinggi, misalnya jangkrik dan kroto.
  • Memberikan asupan vitamin dan mineral dari luar.
  • Kembali melakukan pemasteran dengan suara-suara masteran untuk menambah variasi suara kicauannya yang sempat hilang.
Adapun bentuk perawatan hariannya adalah sebagai berikut:
  • Hari Senin hingga Rabu, berikan 5 ekor jangkrik / hari yang diberikan dua kali: pagi dan sore. Penjemuran dilakukan selama 2 – 3 jam. Mandi tidak diberikan, tetapi alternatifnya bisa diberikan mandi malam tiga hari sekali.
  • Hari Kamis dan Jumat , porsi jangkrik ditambah menjadi 8  ekor (pagi dan sore), penjemuran 2 – 3 jam, dan mandi diberikan pagi hari.
  • Hari Sabtu, porsi jangkrik kembali ditambah menjadi 10-12 ekor (pagi dan sore / malam). Mandi dan jemur tidak dilakukan pada hari ini. Burung cukup digantang di tempat teduh atau diangin-anginkan, setelah itu full kerodong.
  • Hari Minggu, jika kondisinya siap tempur, burung bisa kembali dilombakan.
Perawatan di atas bisa dilakukan secara bervariasi atau tergantung kondisi dan karakter burung, karena ada kacer yang tidak terlalu banyak mengkonsumsi jangkrik, dan ada juga kacer lebih senang mengkonsumsi kroto.
Pemasteran sebaiknya dilakukan tiap hari pada saat burung sedang tidak aktif, atau saat burung beristirahat.
Setelah kacer mulai kembali pada kondisi normal, atau seperti saat sebelum mabung (rajin bunyi dan memiliki mental bagus), maka perawatan harian yang biasa diberikan kepada kacer tersebut bisa segera diterapkan.

Sumber :  http://omkicau.com/

Tidak ada komentar:

Posting Komentar